Ada Tiga Peristiwa Penting Jelang Pembacaan Teks Proklamasi. Berikut Ulasannya

photo author
- Selasa, 16 Agustus 2022 | 21:00 WIB
Teks Proklamasi dan Presiden Soekarno (gorajuara.com/pikiran-rakyat.com)
Teks Proklamasi dan Presiden Soekarno (gorajuara.com/pikiran-rakyat.com)

 

GORAJUARA - Mengetahui sejarah itu amat penting bagi kita semua, terutama generasi penerus.

Mengetahui sejarah secara lebih rinci akan membantu dalam membayangkan dan merasakan kondisi terjadinya peristiwa sejarah

Kita semua tahu teks Proklamasi dibacakan Soekarno pada 17 Agustus 1945 di kediaman Laksamana Maeda di Jalan Pengangasaan Timur No. 56.

Baca Juga: 10 Kalimat Bijak Memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77, Cocok di Posting di Media Sosial Kamu

Tapi apa yang terjadi sebelum pembacaan teks proklamasi. Berikut ada beberapa peristiwa yang terjadi sebelum pembacaan teks proklamasi.

Pertama. Sehari sebelum pembacaan teks proklamasi, Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur (putra Soekarno berusia 9 bulan) diculik Sukarni CS.

Mereka diasingkan ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Ketika dalam perjalanan menuju Rengasdengklok, jelang pagi, Guntur menangis minta susu.

Baca Juga: Ayo Meriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-77 Melalui Pilihan Link Twibbon Berikut Ini

Guntur biasanya setengah menyusu ibunya, setengah susu kaleng. Karena Guntur terus menangis, terpaksa mobil Fiat yang membawa mereka berhenti untuk memberi kesempatan pada Fatmawati menyusui Guntur.

Kedua. Ketika rombongan kembali ke Jakarta dan tiba di kawasan Klender, Jakarta. Sukarni sudah mulai gelisah karena tidak ada pergerakan apa-apa di Jakarta, tiba-tiba melihat ada asap besar di jalan.

“Lihatlah!! Revolusi sedang berkobar persis seperti yang kita harapkan. Jakarta sudah terbakar” teriak Sukarni sebagaimana yang terdapat di buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat, halaman 335.

Baca Juga: Fakta Terkini Tentang Asal Mula Nama Indonesia, Ini Dia Ulasannya

Soekarno meminta supir mendekati kobaran asap itu dari dekat. Soekarno tertawa dan meledek Sukarni. Kobaran asap tu berasal dari seorang petani bertubuh kurus yang sedang membakar jerami.

“Inikah api ledakan yang hebat berkobar-kobar itu?”balas Soekarno, tertawa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Buddy Wirawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini