Divonis Hidup Sampai 7 Tahun, Devi Lawan Talasemia Hingga Usia 46 Tahun

photo author
- Selasa, 14 Juni 2022 | 17:47 WIB
Divonis Hidup Sampai 7 Tahun, Devi Lawan Talasemia Hingga Usia 46 Tahun (Gorajuara/dok: Diskominfo Kota Bandung)
Divonis Hidup Sampai 7 Tahun, Devi Lawan Talasemia Hingga Usia 46 Tahun (Gorajuara/dok: Diskominfo Kota Bandung)

GORAJUARA - Tak pernah terbayangkan olehnya bisa hidup sampai selama ini. Padahal, dulu ia divonis hanya bisa hidup sampai usia 7 tahun. Namun, kini di usianya yang menginjak 46 tahun, ia masih berjuang terus melawan talasemia bersama 600 orang lainnya di Kota Bandung.

Ia bernama Devi Yulianti. Sejak usia 4 tahun, ia mengidap talasemia. Sebuah penyakit kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.

Gejala pada anak-anak biasanya terlihat dari tumbuh kembangnya yang tidak normal. Kulitnya pucat, sesak napas, dan fisiknya lemah.

Baca Juga: Disebut Nikita Mirzani Lebih Kaya Dari Raffi Ahmad, Ini Sumber Kekayaan John Hopkins

Kini Devi mengambil peran menjadi Ketua Perhimpunan Penyandang Talasemia Indonesia (PPTI) Kota Bandung.

Ia bersama rekan-rekannya rutin membantu para penyandang talasemia untuk mendapatkan transfusi darah dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

“Banyak yang baru juga terdeteksi talasemia, banyak juga yang sudah meninggalkan kita karena talasemia. Kemarin saja di bulan Mei ada 6 orang yang meninggalkan kita. Penyebabnya mungkin karena zat besinya makin naik dan daya tahan tubuh juga menurun,” ungkap Devi kala ditemui pada kegiatan Hari Donor Darah Sedunia di PMI Kota Bandung, Selasa 14 Juni 2022.

Devi mengatakan, ada yang terkena talasemia di usia dewasa. Ada yang baru ketahuan di usia 42 tahun. Ternyata setelah cek hemoglobin (Hb) itu, baru diketahui dia terkena talasemia mayor dengan Hb 4. Namun, memang kebanyakan terdeteksi sejak usia bayi.

Devi pun membagikan kisah perjuangannya sejak kecil melawan talasemia. Dulu, saat masih usia anak-anak, ia tak hanya melakukan transfusi darah, tapi juga diberikan obat desferal yang disuntikkan 5 kali per minggu.

Baca Juga: Zara unggah ini di Instagram Tentang Almarhum Eril, Atalia Praratya: Hati Ibu Mana ...

Desferal merupakan injeksi yang mengandung deferoxamine. Gunanya untuk menangani kelebihan kadar zat besi dalam darah.

“Sekarang desferal sudah tidak ada. Para penyandang talasemia sudah diberikan kemudahan dengan tablet agar tidak terjadi pembengkakan limpa. Saya dulu bisa habis Rp16 juta per bulan,” ujarnya.

Di saat anak lain mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) ketika masuk SMA, Devi terpaksa dilarikan rumah sakit dan harus diopname.

Bahkan, ia sempat mengalami koma selama sebulan. Berat badannya pun turun drastis dari 48 kg menjadi hanya 18 kg.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Fauzi Jaelani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini