GORAJUARA – Pencarian putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau yang akrab disapa Eril sudah memasuki hari keempat dan masih belum ada titik terang.
Di hari keempat pencarian Eril ini dipimpin langsung oleh Kepala Polisi Maritim Bern. Namun, di hari keempat pencarian putra Ridwan Kamil ini masih belum membuahkan hasil.
Pencarian Eril di hari keempat ini dimulai pagi hari 09.00 waktu setempat. Metode pencarian putra Ridwan Kamil di hari keempat ini menggunakan boat search dengan menggunakan teropong untuk memantau situasi bawah air.
Hingga pencarian Eril, putra Ridwan Kamil di hari keempat ini, area pencarian sudah mulai mengerucut pada lokasi yang dinilai paling memungkinkan, yaitu di wilayah Marzili.
Di sore hari, pencarian Eril mulai difokuskan di antara pintu air Schwellenmaetelli dan Engehalde dengan menggunakan perahu. Hingga pukul 7 malam waktu setempat, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Menurut Polisi Maritim, proses pencarian pada hari ini masih terkendala oleh tingkat kekeruhan air yang bersumber dari partikel lelehan salju. Pencarian akan kembali dilanjutkan besok pagi (30/5).
Dikutip Gorajuara.com dari berbagai sumber, sebelumnya diberitakan dari pihak keluarga Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman mengatakan bahwa Eril terseret arus Sungai Aare Swiss dan sempat berteriak meminta tolong.
"Eril berteriak 'help', keluarga yang ada di pinggir berupaya menolong. Teriakan 'help' terdengar warga di pinggir sungai dan memberi tahu polisi. Di hilir, posisinya polisi sudah tahu (akan ke mana)," jelas Elpi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mendapatkan kabar hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada hari Kamis 26 Mei 2022 pkl. 11.24 waktu setempat.
Baca Juga: Persib Bandung Jalani Training Center di Batam, Inilah 24 Pemain yang Diboyong Coach Robert
Upaya pencarian Eril oleh tim Search and Rescue (SAR) melibatkan unsur Polisi, Polisi Maritim, dan Pemadam Kebakaran sebagai pilot drone. Upaya pencarian intensif telah berlangsung selama empat hari (termasuk hari ini).
Saat itu, debit air dikabarkan cenderung tinggi, sehingga kondisi arus sungai juga menjadi lebih kuat.
"Karena berdasarkan informasi keluarga, kebetulan di hari itu debit air relatif lebih tinggi dari hari sekarang. Itu yang mungkin ada situasi yang Qodarullah di luar jangkauan ukuran manusia yang bisa diantisipasi," jelas Elpi. ***
