Demi Indonesia Emas 2045, Ridwan Kamil Ajak Mahasiswa Yogyakarta Jadi Pemuda yang Optimistis

photo author
- Rabu, 6 April 2022 | 16:24 WIB
Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam acara Talkshow Safari Iman Ramadhan (Safir) 1443 H (Foto: Gorajuara.com/dok: jabarprov.go.id)
Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam acara Talkshow Safari Iman Ramadhan (Safir) 1443 H (Foto: Gorajuara.com/dok: jabarprov.go.id)

GORAJUARA – Demi mewujudkan Indonesia Emas 2045, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak mahasiswa Yogyakarta, khususnya mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta untuk menjadi pemuda yang optimistis dan damai.

Namun, Ridwan Kamil tidak hanya mengajak mahasiswa Yogyakarta menjadi pemuda yang optimistis saja, ia juga menyatakan bahwa ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Menurut Ridwan Kamil, syarat yang pertama adalah jangan ada generasi stunting yang tidak penting dan tidak produktif. Ia juga melanjutkan bahwa ini adalah syarat penting agar bisa mencapai empat besar ekonomi dunia dan dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Isi Tausiah Ridwan Kamil di Masjid Kampus UGM, Pegang Teguh Tiga Prinsip Ini Sebagai Pemimpin

“Pertama jangan ada generasi stunting yang tidak produktif dan kompetitif. Ini syarat untuk mencapai empat besar ekonomi dunia," ujar Ridwan Kamil ketika menjadi pemateri dalam acara talkshow Safari Iman Ramadhan (Safir) 1443 H di Masjid Kampus UII Yogyakarta.

Dalam acara yang bertajuk Peran Pemuda Intelektual Muslim Membangun Negeri yang Berprestasi pada Selasa 5 April 2022 itu, ia juga menyampaikan syarat yang kedua adalah angka pertumbuhan ekonomi yang stabil minimal harus 5 persen.

"Yang kedua ekonominya jangan ekonomi biasa harus gabungan antara ekonomi digital, ekonomi hijau, hilirasi industri dan ekonomi kreatif," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.

Syarat yang terakhir, Kang Emil melanjutkan, adalah stabil dan amannya kondisi sosial dan politik serta sesama anak bangsa tidak saling bertengkar.

Gubernur Jawa Barat itu memberikan contoh konkret terkait ketidakamanan dunia, yakni perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.

Ia juga menambahkan bahwa negara bisa saja bubar jika tidak bisa menjaga persatuan. Jalannya dari perang tak selesai. Perang datang dari kerusuhan yang tak bisa dikendalikan. Kerusuhan datang dari hasutan. Kemudian hasutan datang dari kebencian. Kebencian datang dari perbedaan yang dibesar - besarkan.

"Kalau Indonesia mau kita jemput sebagai negara juara, jangan bertengkar. Perbesar persamaan, jangan membesar- besarkan perbedaan, jangan melihat perbedaan sebagai kebencian, jadikan perbedaan sebagai rahmat, insyaallah selamat," kata Ridwan Kamil.

Baca Juga: Pratama Arhan Bermain di Luar Negeri, Sean Galael : Kalau di Luar Negeri Jangan Terlalu Baik Bro

Ridwan Kamil memandang bahwa manusia memiliki dua sisi, analoginya seperti memelihara serigala putih yang baik dan serigala hitam yang jahat. Yang paling loyal dan paling taat adalah serigala yang paling sering diberi makan.

Hal itu juga sama seperti sifat manusia, karakternya akan baik jika senantiasa diberi makan kebaikan. Sebaliknya, kalau yang diberi panggung adalah yang julid, maka akan seperti itu karakternya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mohamad Arief

Sumber: jabarprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini