GORAJUARA,- Memang benar direbus, dikukus bisa menggantikan digoreng. Mengolah makanan tidak harus digoreng, tapi bisa direbus dan dikukus.
Juga benar, makanan yang digoreng dengan minyak goreng sekarang tidak sehat. Sehingga makanan yang direbus dan dikukus lebih sehat.
Kita perlu bersyukur karena masih bisa menikmati ubi rebus, pisang rebus. Barapa banyak orang yang sulit sekali memperoleh makanan. Ini juga benar.
Baca Juga: Race Manadalika Dilanjut, Miguel Oliveira Naik Podium
Baca Juga: Marc Marquez Alami Kecelakaan di Sirkuit Mandalika, Komentar Netizen Malah Begini..
Tapi sebelum Harga Eceran Tertinggi (HET( dicabut, minyak goreng langka. Ini kenyataan.
Namun setelah HET dicabut, Migor melimpah tersedia di supermarket. Ini pun fakta.
Negara perlu mengusut tuntas. Mengapa hal ini bisa terjadi? Siapa dalang ini semua?
Kejati berhasil mencegah terjadinya pengeksporan minyak goreng. Minyak goreng yang jumlahnya berdus-dus tersebut berada di dalam kontainer siap ekspor. Ini pun fakta.
Baca Juga: Curhatan Pawang Hujan Mbak Rara di Sirkuit Mandalika, dari Bayaran Mahal hingga Sesajen
Negara tidak perlu pusing dengan kelangkaan minyak goreng. Karena sebenarnya minyak goreng bukan tidak ada, tapi disembunyikan. Kini saatnya negara bertindak, menunjukkan bahwa dirinya pelayan rakyat.
Sudah saatnya ucapan John F. Kennedy diganti, “Jangan tanyakan apa yang raktyat sudah berikan pada negara. Tapi tanyakan apa yang negara sudah berikan pada rakyat,”
Permohonan maaf Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, karena ketidakmampuan menormalisasi harga minyak goreng, ini merupakan sikap ksatria. Sikap yang perlu mendapatkan acungkan jempol.
Baca Juga: Any Darmini Sabet Juara 1 Lomba Menyanyi Pop Sunda yang Diusung IKWI Jabar
