Tak Mau Berleha, Usai Karantina, Ridwan Kamil Tinjau Kali Rasmi di Bekasi

photo author
- Rabu, 10 November 2021 | 23:31 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meninjau Kali Rasmi di Bekasi.*** (Gorajuara.com/jabarpemprov.go.id)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meninjau Kali Rasmi di Bekasi.*** (Gorajuara.com/jabarpemprov.go.id)


GORAJUARA - Usai karantina tiga hari sepulang lawatan luar negeri, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil langsung meninjau Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Dalam peninjauan, Gubernur minta warga khsususnya anak-anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.

Pelibatan warga dan tenaga muda sangat penting karena dapat membantu kerja petugas dalam memantau kesehatan sungai.

Menurut Gubernur, sumber pencemaran yang sempat viral di media sosial perlu dicari tahu dari mana.

Baca Juga: Disbudparpora Kota Cimahi Dorong Kelurahan Kembangkan Potensi Wisata

Dari pengalaman penanganan DAS Citarum, pencemaran berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga atau domestik.

"Anak-anak muda di desa akan dijadikan patroli sungai. Patrolinya mencari sumber-sumber pencemaran,” ujar Ridwan Kamil di Kali Rasmi, seperti dikutip dari jabarpemprov.go.id, Rabu, 10 November 2021.

Gubernur meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau sewaktu hujan. Menurutnya dua momen inilah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.

Baca Juga: BMKG Berikan Peringatan Dini Kota Bandung Terdampak Lanina

“(Patrolinya) Jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan saat malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan berharap mengalir dengan air hujan, dan berharap enggak ada yang lihat pada malam hari," ungkap Ridwan Kamil.

Pemkab Bekasi, kata Ridwan Kamil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang.

Air Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan.

"Meng-copy keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan,” jelas Ridwan Kamil.

“Kalau Citarum skala besar saja bisa kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu."

Baca Juga: Turki Mewisuda 290 Penghafal Al Qur'an

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abu Rahma

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini