Begitupun dari para pemuda hijrah yang ingin turut berbagi semangat dalam belajar tentang Alquran.
“Mereka punya keterbatasan. Kebayang yang ditato itu kapan ngajinya? Tapi dengan menulis seperti ini beberapa kali, mereka bisa ikut ngaji juga," katanya.
"Ini juga bukti bahwa orang bisa membaca dan menulis Alquran bukan karena pelajaran tapi soal niat. Anak-anak dengan keterbatasan masih bisa nulis,” imbuhnya.***