GORAJUARA,- Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat dilaporkan mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Peningkatan vulkanik Gunung Tangkuban Parahu itu berupa hembusan gas berwarna putih dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu.
Namun, menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, dalam keterangannya pada media, menegaskan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih dalam status normal atau Level I.
Di sisi lain, Eko memperingatkan masyarakat soal erupsi freatik (semburan abu disertai uap air di sekitar gunung) yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas.
Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Keluarkan Gas Putih, Ini yang Harus Diketahui Masyarakat
Baca Juga: Grup Musik Asal Indonesia, Weird Genius akan Tampil di Tomorrowland 2022
Dikatakan Eko, erupsi freatik ini menghasilkan material piroklastik serta gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah.
Tapi, jika mengacu pada data pemantauan visual dan instrumental, potensi bahaya Gunung Tangkuban Parahu masih terlokalisasi di dalam kawah dan potensi erupsi besar belum teramati.
Pada status ini rekomendasi yang diterbitkan antara lain masyarakat tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekati atau beraktivitas di sekitar kawah-kawah aktif lain.
Baca Juga: Pixar Rilis Trailer Film ‘Lightyear’, Sebuah Cerita Awal dari Perjalanan Buzz di Luar Angkasa
Tingkat aktivitas ini akan dievaluasi kembali selama dua hingga tiga hari ke depan untuk antisipasi jika terjadi gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Sebelumnya, Eko menyebutkan peningkatan di Gunung Tangkuban Parahu berupa hembusan gas, dan diduga dipicu adanya air yang meresap ke bawah permukaan kawah.
Dikatakannya, hembusan gas berwarna putih dengan tekanan sedang, tinggi sekitar 100 meter dari dasar kawah.
Baca Juga: Pelatih Puji Penampilan Fantastis Teja Paku Alam, Kiper Persib Ini Bisa Jadi Idola Baru Bobotoh
Dengan begitu, lanjut Eko, resapan air terpanaskan oleh batuan di bagian dangkal di bawah permukaan kawah dan membentuk akumulasi uap air bertekanan tinggi.