Pada saat penindakan, Satpol PP juga lebih mengutamakan tindakan persuasif. Untuk pengawasan pun bekerja sama dengan Satgas di Kewilayahan.
Baca Juga: Wanita Karier, Sehat Mental Sehat Finansial
"Kami lakukan pengawasan PPKM siang, malam, woro-woro, dan sosialisasi. Kami juga lakukan pengamanan terutama Sabtu-Minggu karena perbedaan pergerakan masyarakat beda dengan hari biasa," katanya.
Idris menyampaikan, sejumlah lokasi yang bisanya ditemukan pelanggaran seperti Dago, Gasibu, Saparua, dan Taman-taman yang sering dikunjungi masyarakat.
"Dago itu belum diberlakukan Car Free Day, tetapi fakta di lapangan banyak pejalan kaki dan pesepeda. Itu juga mengundang pedagang, kami selalu halangi dan tertibkan," katanya.
"Jalan Dago kalau malam 'weekend' itu luar biasa. Banyak komunitas motor kumpul di situ. Kadang lebih dari 50 orang. Di atas pukul 22.00 WIB, kita imbau kembali ke rumah masing-masing," lanjutnya.
Baca Juga: Depresi Merajalela, Simak Cara untuk Menyelesaikannya
Selain itu, ada beberapa kawasan kuliner yang rawan pelanggaran dan perlu diawasi seperti Dipatiukur, Monju, Taman Cilaki, Lengkong Kecil, Riau, Taman Cibeunying, Taman Cilaki, Cibadak, dan Turangga.
Pada siang hari, pasar tradisional juga rawan pelanggaran prokes. Sehingga Satpol PP melaksanakan patroli dua unit per hari.
"Kemudian pasar tumpah juga luar biasa. Kiaracondong, Kosambi, Mohamad Toha, itu rawan dan menjadi patroli kita," katanya.
"Ada juga pasar tumpah di hari Minggu seperti kawasan GBLA, Astanaanyar, Mekarwangi, Monju (Monumen Perjuangan) itu diduga banyak pelanggaran prokes," lanjut Idris.
Baca Juga: Media Sosial Pengaruhi Kesehatan Jiwa, Benarkah
Karena banyaknya wilayah yang perlu diawasi tersebut, Idris pun meminta agar kerja sama dan sinergisitas antara Satgas tingkat kota dan kecamatan berjalan baik.
"Tidak mungkin Satgas kota menjangkau seluruh wilayah 151 kelurahan atau 30 kecamatan tanpa ada Satgas Kecamatan yang bergerak. Sedangkan Satgas dibentuk dari Kota, Kecamatan, sampai kelurahan," katanya.***