GORAJUARA - Di tengah konflik berkepanjangan yang terjadi di Gaza, Palestina, sejumlah prajurit Indonesia mengatakan bila mereka siap dilibatkan dalam misi perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) apabila ditugaskan.
Dalam hal ini, mereka datang bukan untuk berperang, melainkan untuk membawa misi kemanusiaan.
Letda Laut Kesehatan Lia Aliyah mengaku merasa sangat terhormat apabila mendapat kesempatan menjadi bagian dari pasukan perdamaian tersebut.
"Pikiran pertama saya yaitu, tentunya saya akan rasa sangat bangga dan suatu kehormatan bagi saya.
"Karena hal ini tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama seperti saya," ujar Lia saat ditemui di kawasan Monas saat momen HUT TNI ke-80 pada Minggu, 5 Oktober 2025.
Bagi Lia, apabila seorang prajurit Indonesia dikirim ke Gaza, hal tersebut menjadi sebuah ujian untuk kematangan moral dan kemanusiaan.
Lalu, Lia mengatakan bila membangun rasa percaya dari masyarakat Gaza akan menjadi tantangan terbesar bagi pasukan perdamaian Indonesia apabila dikirim nantinya.
"Menurut saya, tantangan paling besar bagi kita, pasukan perdamaian Indonesia yaitu membangun rasa kepercayaan dari masyarakat lokal.
"Tanpa adanya rasa kepercayaan itu, kita sebagai pasukan perdamaian Indonesia tidak akan berjalan secara efektif," kata Lia.
Sama dengan Lia, Sertu Kowad Cut Fadila Arsya yang bertugas di Bagian Operasi Perencana Satgas menuturkan bahwa bila motivasi utamanya adalah kemanusiaan serta profesionalisme apabila nanti ditugaskan ke Gaza.
"Nilai yang kami ambil adalah tanggung jawab kemanusiaan dan profesionalisme sebagai prajurit yang ditugaskan dalam perdamaian negara," ujar Arsya.