"Prajurit bukan hanya sekadar mengabdi pada negara, tetapi kepada manusia — terutama negara yang memiliki konflik seperti Gaza, yang membutuhkan keamanan dan kepedulian, merangkul masyarakat dari kami sebagai prajurit," tambah Arsya.
Sementara itu, Kopral Dua Hari Puro mengatakan dirinya siap apabila sewaktu-waktu ditugaskan ke Gaza.
Dalam hal ini, Hari mengaku bila ia menanamkan pikiran untuk melindungi warga sipil di Gaza apabila nanti bertugas.
"Baik secara mental dan emosional kami tanamkan sejak dini bahwasanya tugas ke depan itu bukan operasi militer, melainkan tugas kemanusiaan," ujarnya.
Sebelumnya, dalam forum Sidang Umum PBB, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bila Indonesia siap mengerahkan lebih banyak pasukan perdamaian apabila Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum menyetujui langkah tersebut.
"Kami percaya pada PBB dan akan terus mengabdi di mana pun perdamaian membutuhkan penjaga, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kehadiran pasukan di lapangan," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan kesiapan Indonesia untuk mengerahkan 20 ribu personel atau lebih dalam misi perdamaian di berbagai wilayah konflik.
"Ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20 ribu atau bahkan lebih putra-putri kami untuk mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun ketika perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap," tegas Prabowo.***