Warga Afghanistan yang Putus Asa Terpaksa Menjual Ginjal Karena Kelaparan

photo author
- Kamis, 20 Juli 2023 | 15:30 WIB
Warga Afghanistan yang Putus Asa Terpaksa Menjual Ginjal Karena Kelaparan (Gorajuara/Al Jazeera)
Warga Afghanistan yang Putus Asa Terpaksa Menjual Ginjal Karena Kelaparan (Gorajuara/Al Jazeera)

GORAJUARA - Menganggur, terlilit hutang, dan berjuang untuk memberi makan anak-anaknya, Nooruddin merasa dia tidak punya pilihan selain menjual ginjalnya.

Tindakannya ini cukup banyak dilakukan oleh warga Afghanistan yang terpaksa mengorbankan organ tubuh mereka untuk menyelamatkan keluarganya dari kelaparan.

Bahkan praktik jual ginjal ini telah menyebar luas di kota barat Herat, sehingga pemukiman tersebut dijuluki "desa satu ginjal".

Baca Juga: WOW! Harga Vespa Memang Mahal Sejak Dulu, Brosul Jadul Tahun 1968 Jadi Bukti

“Saya harus melakukannya demi anak-anakku. Saya tidak punya pilihan lain,” kata Nooruddin seperti dilansir dari AFP.

Sebagai informasi, Afghanistan telah jatuh ke dalam krisis keuangan setelah pengambilalihan oleh Taliban enam bulan lalu.

Hal ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan setelah 20 tahun perang dan pendudukan Amerika Serikat.

Baca Juga: Link Nonton Episode 4 Series Cinta Dua Masa, Tonton Aksi Langit dan Alma Tuntaskan Misi Patah Hati

Lebih dari setengah dari 38 juta penduduk negara itu menderita kelaparan akut, dengan hampir 9 juta warga Afghanistan terancam kelaparan, menurut PBB .

Perekonomian negara itu hampir runtuh setelah lembaga keuangan internasional memangkas pendanaan dan AS membekukan aset Afghanistan. 

Presiden AS Joe Biden awal bulan ini memutuskan untuk menahan sekitar USD 7 miliar aset milik Afghanistan, dan menggunakan setengah dari uang tersebut sebagai kompensasi bagi para korban serangan 9/11.

Baca Juga: Miris dan Pilu, Kondisi David Ozora Usai Jadi Korban Penganiayaan Mario Dandy Sangat Memprihatinkan

Badan-badan bantuan dan para ahli telah menyerukan pencabutan sanksi terhadap Taliban, dengan mengatakan tindakan tersebut memperburuk krisis kemanusiaan.

Efek trickle-down telah sangat merugikan warga Afghanistan seperti Nooruddin, 32, yang berhenti dari pekerjaan pabriknya ketika gajinya dipotong menjadi 3.000 Afghan (sekitar USD 30) setelah kembalinya Taliban.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reynold Untung Manurung

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini