Topan Mawar Menghantam Guam, Angin Kencang dan Hujan Deras Ancam Kehidupan Ratusan Ribu Penduduk

GORAJUARA - Topan Mawar menghantam Guam dengan angin kencang dan hujan deras.

Kondisi tersebut diperkirakan akan meningkat hingga Kamis karena badai Kategori 4 menghantam pulau dengan kecepatan angin 225kph.

Topan Mawar, badai Kategori 4, telah mencapai wilayah Guam Amerika Serikat, menerjang pulau itu dengan angin kencang dan hujan serta mematikan listrik saat penduduk mencoba mengatasi badai di rumah dan tempat berlindung.

Baca Juga: Sinopsis Imlie ANTV Kamis, 25 Mei 2023: TERHARU! Imlie Berlinang Air Mata di Depan Keluarga Tripathi

Layanan Cuaca Nasional (NWS) menyatakan bahwa badai menghantam ujung utara Guam pada Rabu malam, dengan kecepatan angin maksimum hingga 225kph (140mph). 

Layanan cuaca mengatakan bahwa kondisi diperkirakan akan meningkat hingga Kamis.

“Pusat Topan Mawar sedang melewati utara Guam hari ini dengan angin yang merusak, gelombang badai yang mengancam jiwa, dan hujan lebat yang dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir bandang,” tulis NWS di situs webnya. 

Baca Juga: Sempat Dituding Selingkuh dan Jadi Pelakor, Begini Potret Mesra Tyas Mirasih dan Tengku Tezi yang Makin Mesra

“Peringatan Topan tetap berlaku untuk Guam dan Rota. Peringatan Banjir Bandang berlaku untuk Guam.”

Untuk mengatasi kehancuran di pulau itu dan membantu upaya pemulihan, seorang pejabat Angkatan Laut AS mengatakan kepada The Associated Press pada hari Rabu bahwa pihaknya akan mengerahkan beberapa kapal ke Guam. 

Mereka termasuk kapal induk, USS Nimitz, serta kapal penjelajah rudal USS Bunker Hill dan kapal perusak USS Wayne E Meyer.

Baca Juga: Ingat Dengan Christy Jusung? Pernah Menikah Dengan Artis Terkenal dan Konglomerat, Begini Kabarnya Sekarang...

Kapal diharapkan berangkat dari Jepang dan tiba di Guam dalam waktu empat hari.

Topan Mawar adalah badai terkuat yang melanda pulau itu dalam beberapa dekade, dan dalam wawancara baru-baru ini, Gubernur Lou Leon Guerrero membandingkan badai tersebut dengan topan tahun 1962 yang menghancurkan pulau itu.