Lebih Dari 100 Orang Tewas Dalam Bentrokan Komunal di Nigeria Tengah

photo author
- Sabtu, 20 Mei 2023 | 13:59 WIB
Lebih Dari 100 Orang Tewas Dalam Bentrokan Komunal di Nigeria Tengah (Gorajuara/Al Jazeera)
Lebih Dari 100 Orang Tewas Dalam Bentrokan Komunal di Nigeria Tengah (Gorajuara/Al Jazeera)

GORAJUARA - Lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan komunal di Nigeria Tengah.

Konflik antarkomunal telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir di wilayah Sabuk Tengah Nigeria yang beragam etnis dan agama.

Korban tewas akibat pertempuran antara petani dan penggembala di negara bagian Plateau di utara-tengah Nigeria telah meningkat.

Baca Juga: Digugat Cerai Desta alias Sang Suami, Natasha Rizky Beri Ucapan Selamat atas Pernikahan Enzy Storia

Korban tewas meningkat menjadi di atas 100 orang, dengan penduduk setempat menemukan lebih banyak mayat di semak-semak.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, orang-orang bersenjata menyerbu desa dan membakar beberapa rumah di daerah Mangu pada hari Selasa dengan setidaknya 20 orang diperkirakan tewas, kebanyakan wanita dan anak-anak.

Kekerasan itu sebagai pembalasan bagi para petani yang membunuh seorang penggembala dan ternaknya yang telah merambah tanah mereka bulan lalu, kata penggembala setempat Bello Yahaya, Jumat.

Baca Juga: Studi : Setengah Dari Danau Terbesar di Dunia Kehilangan Debit Air, Ini Resiko yang Akan Terjadi Pada Manusia

Ketua Pemda Mangu Minista Daniel Daput mengatakan pemakaman massal telah dilakukan untuk sekitar 50 orang. 

Penduduk mengatakan 50 orang lainnya akan dimakamkan pada hari Jumat dan mereka mencari lebih banyak orang hilang di semak-semak sekitarnya.

Dataran tinggi adalah salah satu dari beberapa negara bagian pedalaman yang beragam secara etnis dan agama yang dikenal sebagai Sabuk Tengah Nigeria, tempat konflik antarkomunitas telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: LOKER BUMN! PT Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja Terbaru 2023 Bagi Lulusan S1, Simak Syarat dan Cara Melamar

Kekerasan sering digambarkan sebagai konflik etno-agama antara penggembala Muslim nomaden – kebanyakan etnis Fulani – dan sebagian besar petani Kristen Pribumi. 

Namun, para ahli mengatakan perubahan iklim dan perluasan pertanian juga memperburuk konflik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reynold Untung Manurung

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini