Ilmuwan iklim umumnya berpikir bahwa daerah gersang di dunia akan menjadi lebih kering akibat perubahan iklim, dan daerah basah akan menjadi lebih basah, tetapi studi tersebut menemukan kehilangan air yang signifikan bahkan di daerah lembab.
“Ini tidak boleh diabaikan,” kata Yao.
Para ilmuwan menilai hampir 2.000 danau besar menggunakan pengukuran satelit yang dikombinasikan dengan model iklim dan hidrologi.
Mereka menemukan bahwa penggunaan manusia yang tidak berkelanjutan, perubahan curah hujan dan limpasan, sedimentasi, dan kenaikan suhu telah menurunkan permukaan danau secara global, dengan 53 persen danau menunjukkan penurunan dari tahun 1992 hingga 2020.
Baca Juga: Tak Bisa Berkata-Kata, Chris Martin Dibuat Bingung Melihat War Tiket Konser Coldplay di Indonesia
Spanyol baru-baru ini melaporkan bahwa reservoir di wilayah timur laut Catalonia sekitar 26 persen penuh setelah berbulan-bulan kekeringan. Sebagai perbandingan, angka itu 58 persen penuh pada tahun 2022.
Di Italia, ketinggian air yang luar biasa rendah baru-baru ini tercatat di Danau Garda dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022. Ketinggian air 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ilmuwan dan juru kampanye telah lama mengatakan perlu untuk mencegah pemanasan global melebihi 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) untuk menghindari konsekuensi perubahan iklim yang paling dahsyat. Dunia saat ini memanas dengan laju sekitar 1,1C (1,9F). ***