GORAJUARA - Jutaan warga Malaysia menghadapi kemiskinan setelah pensiun, ternyata ini penyebabnya.
Roob Ganesan, pemilik pabrik kecil di dekat Kuala Lumpur, merasa tidak punya pilihan selain merogoh tabungan pensiunnya selama pandemi Covid-19.
Ketika pemerintah Malaysia mengumumkan penguncian untuk mengendalikan Covid-19 pada awal tahun 2020, pabrik Roob yang memproduksi umpan pancing, terpaksa mengeluarkan banyak uang.
Roob bertekad untuk tidak memberhentikan satu pun dari 22 karyawannya, tetapi karena penguncian berlanjut hingga tahun 2021, dia mulai kehilangan harapan bahwa situasi akan membaik.
“Bisnis saya mengalami kerugian karena keputusan yang dibuat oleh pemerintahan sebelumnya dan saya berpikir keadaan akan berbalik,” kata Roob, pemilik Drave Fishing Sdn Bhd di Klang, sebuah kota sekitar 30 km (18 mil) barat Kuala Lumpur.
Dengan bisnisnya dipertaruhkan, Roob membuat keputusan untuk menarik 15.000 ringgit Malaysia (USD 3.400) dari rekening Dana Penyedia Karyawan (EPF), di mana ia telah menabung hampir 200.000 ringgit (USD 45.157) selama bertahun-tahun untuk masa pensiunnya.
Tabungan tersebut, yang ditarik dalam dua cicilan pada tahun 2020 dan 2021, memungkinkan Roob menutupi biaya yang terus meningkat untuk menjalankan bisnisnya, termasuk membayar karyawannya.
“Itu memang sampai pada titik di mana saya kehabisan arus kas sehingga penarikan EPF datang sebagai berkah tersembunyi,” kata Roob, yang bisnisnya perlahan pulih dari kerugian yang dideritanya selama pandemi.
"Saya tidak menyesal sama sekali karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan."
Baca Juga: Longsor Besar di Barat Laut Pakistan Menewaskan Tiga Orang dan Mengubur Puluhan Kendaraan
Sekitar 145 miliar ringgit (USD 33 miliar) ditarik dari rekening EPF oleh warga Malaysia selama pandemi.
Pada tahun 2020, pemerintahan Perdana Menteri saat itu Muhyiddin Yassin mempermudah warga Malaysia yang menghadapi kendala keuangan untuk membelanjakan tabungan pensiun mereka.