Dari Dapur SPPG ke Harapan: bank bjb dan Fadhila Bangun Ekonoi Desa Bojong

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 12:03 WIB
Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong ( Foto: Dok. Divisi Corporate Secretary bank bjb)
Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong ( Foto: Dok. Divisi Corporate Secretary bank bjb)

GORAJUARA - Siang itu, Dusun Kliwon, Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, tampak lengang. Namun di balik keheningan pedesaan, terdengar gemericik air, denting logam, dan tawa kecil yang memantul dari dinding dapur.

Itulah Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bojong, tempat di mana ribuan wadah makanan dicuci, disterilkan, dan disiapkan kembali untuk esok hari. Tak ada aroma tumisan hari itu, tapi semangat kerja tetap terasa hangat.

Di tengah hiruk pikuk itu, berdiri Fadhila Nur Erlangga (29), pemilik Mitra Dapur SPPG Bojong. Wajahnya tenang, matanya menyapu seluruh ruangan, memastikan setiap alat bersih, setiap proses berjalan rapi.

Baca Juga: Digarap Sutradara 'Ikatan Cinta', Ini Sinopsis Sinetron 'Mencintai Ipar Sendiri' Plus Jadwal Tayang

“Saya ingin menjadi sumber mata air. Airnya bisa dinikmati banyak orang,” kata Fadhila.

Bagi Fadhila, dapur bukan sekadar tempat memasak, tapi ruang kehidupan — tempat ekonomi tumbuh dari api kecil yang dijaga dengan kepercayaan. Sejak berdiri pada Agustus 2025, dapur yang dia kelola telah mempekerjakan 54 warga lokal dari empat dusun di Bojong: Kliwon, Pon, Wage, dan Pahing. Setiap hari, mereka menyiapkan makanan bergizi untuk lebih dari 3.600 anak sekolah.

“Yang penting mereka pulang membawa senyum dan rezeki halal. Tidak ada gaji yang telat. Itu prinsip,” kata lulusan Politeknik Negeri Bandung itu.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan.... Perlu Jaminan Undang-Undang Sistem Kedinasan Guru...

Namun di balik keberhasilan dapur rakyat ini, ada kisah lain yang jarang terdengar, tentang bagaimana peran perbankan daerah, khususnya bank bjb, menjadi bahan bakar di balik nyala kompor itu.

Ya, sebagai penggerak program Makan Bergizi Gratis (MBG), Fadhila tahu, keberlanjutan dapurnya bergantung pada manajemen kuat dan dukungan finansial yang stabil.

Di sinilah bank bjb hadir, bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tapi mitra yang memahami denyut ekonomi desa. “Kalau fasilitas kredit dari bjb diberikan ke pihak dapur, itu luar biasa,” ujar Fadhila.

Menurut Fadhila, bank bjb memiliki pendekatan berbeda. Bukan kaku dan berjarak, tetapi personal dan memahami situasi di lapangan.

Baca Juga: Pak Presiden Mohon Perlindungan Pada Guru...

“Mereka datang, mendengar, dan memahami. Mereka tahu bagaimana manajemen dapur berjalan. Bahkan sering memberi masukan soal pengelolaan keuangan,” tuturnya.

Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), bank bjb membuka ruang bagi dapur-dapur seperti milik Fadhila untuk tumbuh. Dengan arus dana MBG yang rutin, risiko kredit nyaris tak ada. “Selama dapur tetap memasak, cicilan aman. Karena setiap bulan kami punya arus kas yang stabil,” katanya sambil tersenyum.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini