GORAJUARA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) menjadi 2,90% per September 2024.
Persentase itu terbilang lebih baik daripada periode yang sama di tahun 2023, yakni di posisi 3,07%.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan tingkat kelancaran para debitur yang menurun atau downgrade juga telah berkurang.
Secara kuartalan atau quarter on quarter (q-o-q), jumlah kredit yang downgrade menjadi "kurang lancar" dan "macet" telah berkurang sekitar Rp750 miliar.
Sunarso kemudian mengungkapkan bagaimana BRI berhasil mengelola kualitas asetnya menjadi lebih baik.
Menurut Sunarso, ada beberapa cara yang ditempuh BRI dalam menurunkan tingkat NPL dan downgrade portfolio kredit.
"Pertama, adalah di front end, bagian pemasaran kita tekankan untuk tetap menumbuhkan kredit, namun selektif dan kita perketat risk acceptance kriterianya dan juga proses underwriting-nya dengan penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang lebih ketat," ungkap Sunarso dalam segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (5 November 2024).
Baca Juga: Jadwal Tayang Konco-Konco Edan, Film Bergenre Horor Komedi
Kemudian pada bagian mid end, Sunarso menjelaskan portofolio kredit yang ada di dalam neraca BRI itu harus dipersiapkan agar kualitas kreditnya terjaga.
Adapun cara yang dilakukan tersebut adalah dengan memperkuat monitoring serta meningkatkan risk awareness.
Selain itu, secara periodik bank yang fokus pada pembiayaan UMKM itu melakukan stress testing guna mengetahui arah gejolak dari portolio kreditnya.
Baca Juga: Mees Hilgers Gagal Perkuat Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Ungkap Penyebabnya
Sunarso melanjutkan pada bagian back end, yakni pada portfolio kredit macet yang sudah tak bisa diselamatkan, akan dilakukan restrukturisasi.