Setelah menelusuri gang-gang hijau, peserta disambut dengan atraksi seni bertajuk "Jaga Bumi Jaga Lembur" serta pameran produk inovasi dari dosen SBM ITB.
Acara ini juga diiringi dengan pertunjukan seni tradisional Jaipongan, sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal Sunda yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga alam.
Eling Earth Festival: Lebih dari Sekadar Festival
Eling Earth Festival berhasil menunjukkan bagaimana sebuah acara dapat menjadi wadah untuk edukasi, apresiasi budaya, dan upaya pelestarian lingkungan sekaligus.
Baca Juga: Melalui Momentum Hari Kemerdekaan, DPRD Ajak Seluruh Pihak Tuntaskan Cita-Cita dan Tujuan Nasional
Kolaborasi antara berbagai komunitas, dunia bisnis, dan pemerintah dalam festival ini menjadi bukti bahwa upaya pelestarian lingkungan memerlukan kerjasama lintas sektor.
Festival ini juga menjadi bukti nyata bahwa Kota Bandung tidak hanya berkomitmen pada pengembangan sektor pariwisata, tetapi juga pada kelestarian lingkungan.
Dengan Circular Dago sebagai salah satu inisiatif utamanya, diharapkan Bandung dapat menjadi model bagi kota-kota lain dalam mengembangkan wisata berbasis komunitas yang juga mendukung konservasi lingkungan.
Eling Earth Festival memberikan pesan penting bahwa kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Baca Juga: Komitmen Tinggi pada Keberlanjutan, bank bjb raih penghargaan Best ESG
Semua pihak, baik itu pemerintah, dunia bisnis, komunitas, maupun masyarakat umum, memiliki peran yang sama pentingnya dalam menjaga bumi kita tetap lestari.
Dengan kegiatan seperti Susur Gang Hijau, atraksi seni "Jaga Bumi Jaga Lembur", dan pameran inovasi dari dosen SBM ITB, Eling Earth Festival tidak hanya mengedukasi peserta mengenai pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga memberikan pengalaman yang berkesan dan mendalam.
Melalui festival ini, diharapkan kesadaran lingkungan masyarakat Bandung, dan bahkan di luar Bandung, semakin meningkat, sehingga kita semua dapat berkontribusi dalam menjaga bumi ini tetap hijau dan lestari.***