GORAJUARA - Pegi Setiawan, yang ditangkap dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki, memberikan momen haru saat bertemu ibunya, Kartini, di Polda Jabar.
Dalam pertemuan itu, pesan-pesan mengharukan mengalir, menciptakan momen yang tak terlupakan meskipun terjadi di balik jeruji.
Kisah tragis ini membuka pintu untuk menggali lebih dalam tentang keadaan Pegi dan latar belakang kasus pembunuhan yang mengejutkan masyarakat pada tahun 2016.
Ketika tangan kejam membawa Pegi Setiawan, terduga pembunuh dalam kasus Vina dan Eki, menjauh dari kebebasan yang dinikmatinya, pintu keharuan terbuka lebar.
Ia tak sendiri dalam perjalanannya yang suram menuju penjara. Dalam momen bertemu ibunya, Kartini, di Polda Jabar, cinta seorang ibu dan pesan-pesan penghiburan menemani langkah-langkahnya yang terbelenggu.
Pertemuan yang menggetarkan jiwa itu terjadi setelah malam gelap menelan Pegi dalam penangkapan di Bandung.
Wajah haru Kartini, sang ibu, menyambut anaknya yang terbelenggu dalam jeruji besi.
Kata-kata penuh kasih dari seorang ibu menjadi semacam obat bagi luka-luka yang membekas di hati Pegi.
Dalam momen yang penuh muatan emosional itu, Pegi Setiawan tidak hanya meminta maaf atas peristiwa yang mengguncang jagat raya.
Lebih dari itu, ia menyampaikan pesan-pesan yang mendalam kepada ibunya, merangkai kata-kata penuh penyesalan dan ketulusan.
Ketika kata-kata terlalu besar untuk diungkapkan, matanya menyampaikan lebih dari apapun yang dapat diutarakan.
Pegi, terbelenggu dalam sistem hukum yang tak terelakkan, menemukan sedikit kedamaian dalam pelukan ibunya, Kartini.