Keputusan platform tersebut untuk menampilkan ulang momen-momen krusial pertandingan secara terpisah mendapat sorotan tajam dari beberapa netizen.
Mereka mengkhawatirkan bahwa tayangan tersebut dapat memperburuk suasana dan memicu reaksi negatif, seperti yang dialami oleh Jerome Polin.
Perdebatan seputar etika dalam penyajian konten sepak bola di media sosial pun semakin memanas.
Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang batasan dan tanggung jawab dalam mengekspresikan dukungan kepada tim sepak bola secara daring.
Dengan demikian, kisah kontroversi yang melibatkan Jerome Polin dan fenomena refplay di media sosial menjadi cermin dari dinamika kompleks antara semangat mendukung timnas dan tata kelola konten di era digital.***