Kisah Inspiratif Hasanah Rawat Anak Berkebutuhan Khusus, Jika Orang Lain Harus Sekolah Begitu Juga Anakku

photo author
- Jumat, 22 Desember 2023 | 20:57 WIB
Ibu Hasanah bersama putranya yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus Yadi Mulyadi (tengah) dan temannya Ihsan (kiri). (Gorajuara/ Lia Sukriati)
Ibu Hasanah bersama putranya yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus Yadi Mulyadi (tengah) dan temannya Ihsan (kiri). (Gorajuara/ Lia Sukriati)

GORAJUARA – Setiap ibu memiliki pengorbanan dan perjuangannya sendiri.

Begitupun dengan Hasanah yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus, yang bisa dijadikan sebagai kisah inspiratif bagi perempuan lainnya di luar sana.

Sama halnya dengan ibu dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) lainnya, tak terpikirkan bagi Hasanah jika putranya yang bernama Yadi Mulyadi (17 tahun) didiagnosa sebagai anak dengan hambatan intelektual (Tunagrahita).

Namun hal tersebut tidak menjadikan penghalang bagi Hasanah untuk merawat dan membesarkan putranya tersebut seperti anak-anak lainnya, meskipun putranya tersebut merupakan Anak Berkebutuhan Khusus.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Sindir Cak Imin Nggak Konsisten dan Agak Aneh: Dulu Ikut Potong Tumpeng

Selain memberikan kebebasan bagi putranya untuk bersosialisasi dengan anak-anak sebayanya.

Hasanah juga tak segan untuk mendaftarkan putranya tersebut untuk belajar mengaji di sebuah madrasah di dekat tempat tinggalnya, sebagai langkah awal sebelum Yadi, putranya masuk sekolah umum, seperti anak-anak lainnya.

Baca Juga: Pecinta Drakor Wajib Coba! Ini Resep Yangnyeom Chicken, Ayam Pedas ala Korea yang Mudah Dibuat

Namun hal tersebut ternyata tidaklah mudah.

Karena dalam pengamatan perempuan asal Tasikmalaya tersebut, anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran di madrasah dengan baik.

Belum lagi dengan adanya keluhan dari teman-temannya yang menyebut bahwa putranya tersebut suka mengganggu, hingga tak sedikit yang merasa ketakutan dan menjauhinya.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Sarapan yang Enak dan Murah di Kota Bandung! Cocok Banget Untuk Weekend Besok!

“Sebelumnya saya masukkan Yadi ke madrasah untuk belajar ngaji hingga 6 tahun lamanya. Tapi di masa 6 tahun tersebut, saya lihat tidak ada perkembangan yang berarti. Belum lagi banyak temannya yang bilang, “Ibu Yadi nakal ngacak-ngacak makanan, dll,” ucap perempuan yang kerap dipanggil Mama Yadi ini.

Di masa sulit tersebut, Hasanah kemudian mulai mencari informasi mengenai masalah hambatan perkembangan yang dialami putranya.

Dari pencarian tersebut, akhirnya Hasanah menyadari bahwa Yadi putranya tersebut mengalami hambatan intelektual/kognitif, yang membuatnya tidak bisa berpikir dan bersosialisasi layaknya anak-anak seumurannya yang lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: R Herdiawan

Sumber: Berbagai Sumber, Liputan langsung

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini