Atas hal itu, Pj. Ketua TP. PKK Kota Bandung, Linda Nurani Hapsah menyebut penanganan stunting di Kota Bandung sudah masif.
Tak hanya itu, kesadaran masyarakat juga telah terbangun untuk bersama melakukan berbagai intervensi guna menurunkan angka stunting di masyarakat.
"Penanganan stunting sudah bagus, kesadaran dari ibu rumah tangga ada usaha bekerja sama dengan posyandu ketika diarahkan supaya stunting bisa diatasi," ujarnya.
Melalui berbagai program stunting berhasil ditekan dari sebelumnya berada di angka 26,4 persen turun sampai 7 persen menjadi 19,4 persen pada tahun 2022.
Baca Juga: Arya Saloka Mode Bule, Rambut Pirangnya Buat Penggemar Semakin Terpana dan Jatuh Hati
Dalam lima tahun terakhir stunting di Kota Bandung terus menurun. Tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan prevalensi stunting menjadi 17 persen.
"Dengan usaha yang masif, angka stunting di Kota Bandung mengalami penurunan cukup signifikan," katanya.
Ia berharap, dengan hadirnya alat antropometri di setiap posyandu di Kota Bandung dapat menghadirkan angka akurat terkait penanganan stunting.
"Karena alat yang sebelumnya (Timbangan Dacin) dengan alat ukur dan timbang kurang akurat. Ketidakakuratan ini bisa diatasi dengan alat yang baru (antropometri)," ungkapnya.***