GORAJUARA - Situasi di Gaza semakin mencekam, dengan serangan udara yang terus berlanjut dan mengancam nyawa warga sipil, terutama anak-anak Palestina sebagai kelompok rentan yang menjadi korban utama.
Serangan demi serangan Israel yang intensif ke daerah Gaza di Palestina telah memicu kekhawatiran global.
Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara Israel di Jalur Gaza Palestina dilaporkan telah meningkat secara drastis.
Baca Juga: Amerika Serikat Bukannya Adili Atau Beri Sanksi Kejahatan Perang Israel, Malah Beri Dukungan
Serangan udara yang dilakukan oleh Israel ini telah menyasar rumah-rumah penduduk sipil dan fasilitas kesehatan, menciptakan kerusakan besar dan menimbulkan kepanikan di kalangan penduduk setempat.
Dikutip dari akun Twitter @OnlinePalEng pada 15 Oktober 2023 oleh GORAJUARA, dinyatakan bahwa setiap lima menit sekali di Kota Gaza seorang anak terbunuh akibat serangan udara Israel.
“Kami menghitung satu syahid setiap lima menit akibat pemboman di jalur Gaza,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan.
Lebih lanjut, tentara Israel bahkan meminta kepada pihak Rumah Sakit Kuwaiti di Rafah, Gaza, harus dikosongkan dalam waktu dua jam.
Namun, direktur rumah sakit menolak untuk mengevakuasi atau mengosongkan bangunan sesuai permintaan.
“Kami menolak peringatan tersebut untuk mengevakuasi rumah sakit dan kami tidak akan meninggalkannya, kami juga tidak akan meninggalkan pasien kami,” ungkap direktur rumah sakit.
Kelompok rentan menjadi sasaran yang paling tidak bersalah dalam keadaan ini, di mana banyak di antara mereka telah menjadi korban serangan udara yang juga turut menghancurkan rumah mereka.
Kekerasan yang terus berlanjut di Gaza tidak hanya mengakibatkan penderitaan bagi warganya, tetapi juga memperburuk ketegangan di wilayah tersebut dan mengancam perdamaian di Timur Tengah.