GORAJUARA - Beberapa hari ini jagad maya dihebohkan dengan video viral pelajar SMP standing motor hingga menabrak tembok pembatas wudhu dan menewaskan anak delapan tahun.
Dilansir dari instagram @memomedsos, remaja 13 tahun itu mengaku kehilangan kendali saat mengendarai motor.
Sontak pernyataan itu menimbulkan banyak respon negatif, pasalnya tidak seharusnya anak remaja mengendarai motor sendiri.
Baca Juga: Jelang Digelarnya Piala Dunia U-17, Polri Sampaikan Kesiapannya dalam Hal ini...
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), pengendara remaja merupakan salah satu penyebab angka kecelakaan tertinggi.
Tingkat fatalitas pada kecelakaan akibat pengendara remaja mencapai tiga kali lipat dibanding pengendara berusia di atas dua puluh tahun.
Terdapat tiga golongan pengendara remaja yang memiliki resiko kecelakaan paling tinggi, yaitu remaja laki-laki, remaja yang berkendara bersama remaja lain, serta remaja yang baru mendapatkan lisensi mengemudi.
Baca Juga: Sertijab Pj Wali Kota Bandung, Bambang: Fokus Penanganan Darurat Sampah dan Jaga Bandung Kondusif
Berikut beberapa faktor penyebab menyetir di usia remaja lebih berbahaya.
1. Kurangnya pengalaman berkendara, yang berakibat kurangnya kemampuan menilai kondisi bahaya dan mencegahnya terjadi
2. Berkendara di malam hari. Meskipun hal ini berbahaya bagi seluruh kalangan usia, pada remaja, bahaya ini meningkat hingga tiga kali lipat dibanding orang dewasa.
Baca Juga: Kaesang Pangarep Dikabarkan Gabung PSI, Grace Natalie Tebar Kode Seperti Ini di Media Sosial
3. Berkendara di akhir pekan. Kondisi lalu lintas akhir pekan yang cenderung lebih padat membuat lebih berbahaya bagi remaja.
4. Distraksi pada saat berkendara, baik akibat telepon, meaupun berkirim pesan. Hal ini bukan hanya berlaku pada remaja, meskipun resiko bagi pengendara remaja lebih tinggi.