Jatuh pada Akhir Bulan Safar, Apa itu Rebo Wekasan? Begini Penjelasan Menurut Pandangan Ulama dan Hadist

photo author
- Selasa, 12 September 2023 | 14:57 WIB
Rebo Wekasan jatuh pada setiap Rabu di akhir bulan Safar (Foto: Gorajuara/ pixabay/ Makalu)
Rebo Wekasan jatuh pada setiap Rabu di akhir bulan Safar (Foto: Gorajuara/ pixabay/ Makalu)

Istilah hari naas atau sial yang terus menerus atau yawmi nahsin mustammir juga terdapat dalam hadist Nabi.

Rasulullah bersabda, “Akhiru Arbi’ai fi al-syahri yawmu nahsin mustammir (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).”

Baca Juga: Pantai Indrayanti di Yogyakarta, Rasakan Pasir Putih yang Lembut dan Air Laut Biru yang Jernih

Hadist ini lahirnya bertentangan dengan hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari sebagaimana disebut di atas.

Jadi jika dimaknai istilah tesebut artinya bahwa kesialan yang terus menerus itu hanya berlaku bagi yang mempercayai. 

Jika ditilik dengan keyakinan dan ketetapan Allah sebenarnya hari-hari itu pada dasarnya netral, mengandung kemungkin baik dan jelek sesuai dengan ikhtiar perilaku manusia dan takdir dari Allah SWT.

Baca Juga: Sinopsis dan Trailer Film Saranjana Kota Ghaib, Mencari Sang Vokalis Band yang Hilang Misterius di Kota itu

Dilansir dari NU Online oleh GORAJUARA, menurut pandangan Abdul Hamid Quds dalam kitab Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail Al-Azminah wash-shurur dijelaskan:

Banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah SWT menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar. 

Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (nawafil, sunnah) dimana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar sebanyak 17 kali lalu surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Nas masing-masing dibaca sekali saja.

Kemudian ketika selesai salam membaca doa, maka Allah SWT dengan kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun. 

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Presiden Jokowi Tinjau Ketersediaan Stok Beras dan Bagikan Bantuan Ini di Bogor

Ada pula pandangan menurut KH. Abdul Kholik Mustaqim menjelaskan para ulama yang menolak  adanya bulan sial dan hari naas Rebo Wekasan :

a. Tidak ada nash hadist khusus untuk akhir Rabu bulan Safar, yang ada hanya nash hadist dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadist dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan

b. Tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’ ada anjuran dari sebagian ulama tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fariz Kurniawan

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kapan Nisfu Syaban 2025? Cek Tanggal di Sini!

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB