GORAJUARA - Fakta atau mitos, Rabu terakhir di bulan Safar atau Rebo wekasan dianggap sebagai hari sial.
Pasalnya, berdasarkan keyakinan dari keterangan sebagian ulama tasawuf, bahwa ribuan musibah (bala) turun pada bulan Safar.
Terlepas benarnya atau tidak hal itu, namun sebagian masyarakat meyakini itu menjadi sebuah kebenaran.
Baca Juga: Ini Penjelasan BRIN Terkait Peristiwa 'Api di Bukit Menoreh'
Sehingga tidak heran, jika pada Rabu terakhir di bulan Safar ini banyak ritual keagamaan yang dilakukan orang dengan maksud untuk menolak bala.
Bulan safar, masyarakat masih beranggapan merupakan bulan sial, mendatangkan keburukan.
Bahkan, sejak zaman jahiliyah, bulan safar ini diyakini mendatangkan keburukan, terutama bagi orang kebetulan lahir di bulan tersebut.
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Angka Kejahatan di Jakarta Alami Peningkatan, Terutama Kasus Curanmor
Apakah hal memenjadi sebuah fakta atau hanya mitos? Simak penjelasannya berikut ini.
Di mayoritas masyarakat mungkin mengenal yang namanya “Rebo wekasan”.
Istilah Rebo wekasan ini, hari rabu terakhir pada bulan safar, dimana hari itu dianggap sebagai 'hari' sial.
Baca Juga: Bipolar Tidak Dapat Disembuhkan, Simak Cara Mengatasinya
Hari itu akan ada 320.000 macam musibah yang turun ke muka bumi.
Dalam dalil QS. Qamar 19 disebutkan:“Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”.