GORAJUARA - Berbicara tentang Bung Hatta tidak ada habisnya, sampai-sampai majalah Intisari mengangkatnya secara khusus.
“Banyak sisi kemanusiaan dari Bung Hatta, integritas beliau, kejujuran, sikap beliau dan visi misi beliau. Mungkin generasi muda kini tidak mengetahuinya,” ujar Tjahjo Widyasmoro, editor Majalah Intisari.
“Masalah kenegaraan sudah merupakan pembicaraan sehari-hari di rumah. Masalah memperjuangkan Irian Barat. Ketika ada orang-orang yang menghalangi mobil kami, mendapatkan pintu pagar dicoret-coret oleh orang yang tidak suka dengan ayah, itu tidak mungkin kami tidak melihatnya,” ujar Halida Nuriah Hatta.
Baca Juga: Jelang Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus: The Untold Story of Bung Hatta
“Jika ada teman ayah datang, ikut makan, cerita-cerita politik, sosial budaya itu mengalir saja. Kami mendapat masukan tidak diajari, tapi sambil mendengar,” jelas Mutia Farida Hatta.
“Bung Hatta masih aktif menulis ketika dia telah mengundurkan diri jadi wakil presiden. Bahkan sepertinya ada cita-cita yang perlu diteruskan kita.,"
Tetap hemat, tidak korupsi. Tidak memboros anggaran negara. Misalnya ketika Bung Hatta berkunjung ke luar negeri, ketika pulang, beliau menyuruh stafnya secara rinci berapa pengeluarannya dan sisanya dikembalikan ke negara.
Contoh yang lain. Ketika Bung Hatta naik haji, beliau ditawari Bung Karno untuk naik pesawat terbang dengan biaya negara, beliau menolak dengan tegas,” ujar Tjahjo.
“Waktu itu tahun 1960, ayah menulis judulnya Demokrasi Kita di Panji Masyarakat yang menyebabkan editornya Buya Hamka ditangkap, tulisan itu dibuang,"
Sempat diterbitkan dalam bentuk kecil dengan judul Demokrasi Kita dan itu dibreidel juga.” jelas Mutia Farida Hatta***
Anda ingin mendapatkan berita update setiap hari dari Gorajuara.com. Ayo gabung di Grup Telegram “Gorajuara.com News”, caranya klik link https://t.me/gorajuaranews, Kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di ponsel.