GORAJUARA,- Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Yunani, dari kata “andre” yang berarti orang dewasa, dan “agagos” yang berarti membimbing.
Jadi, andragogi berarti ilmu atau seni dalam membantu orang dewasa belajar, termasuk mengarahkannya dalam mencapai tujuan (Riansyah,2009).
Pada kenyataannya, mengarahkan orang dewasa tidaklah semudah mengarahkan anak- anak. Hal ini paling tidak, berdasarkan pengalaman penulis dalam berbagai rapat dan diklat.
Baca Juga: Fantastis! Uang Belanja Nagita Slavina Hingga Rp200 Juta per Bulan di Kasih Raffi Ahmad
Padahal diklat dilaksanakan untuk pengembangan diri guru, bukan untuk ngobrol ngalor ngidul tanpa alur. Cerita dan berita mereka sering lebih dominan daripada substansi materi yang disampaikan para pelatih.
Oleh karena itu, pendidikan andragogi sangat penting bagi guru untuk bekal membina siswa.
Menurut Riansyah (2009) guru sebagai orang dewasa perlu memerhatikan interaksi belajar yang memperlihatkan sejumlah ciri positif : empati, kewajaran, respek, komitmen, mengakui kehadiran orang lain, membuka diri, dan tidak mengurui.
Empati artinya seorang guru sewajarnya mampu berada di hati siswa yang dibimbing. Kewajaran artinya guru pembimbing bersikap jujur, apa adanya, terus terang dan membuka diri.
Baca Juga: Lho! Arya Saloka Hapus Foto Dengan Putri Anne, Tapi Tak Dengan Amanda Manopo, Ada Apa?
Respek maksudnya berpandangan positip terhadap siswa yang dibimbing dengan penuh kehangatan, penuh pengertian, tidak segan memberikan penghargaan atas perasaan, pengalaman, dan kemampuan siswa yang dibimbing.
Komitmen artinya guru selalu terlibat penuh dengan peserta didik dalam segala keadaan. Mengakui kehadiran orang lain artinya guru hendaknya tidak menonjolkan diri; memberikan kesempatan kepada siswa terbimbing untuk mengungkapkan pengalamannya.
Membuka diri artinya guru hendaknya menerima orang lain tanpa ukuran,konsep, dan pengalaman dirinya sendiri. Tidak menggurui artinya guru tidak menjadi ahli, tidak memutus bicara, tidak berdebat, tidak diskriminasi, dan berpenampilan menarik dan simpatik.
Untuk mewujudkan pendidikan andragogi bagi guru ini diperlukan sikap sadar bijaksana dari pribadi masing-masing guru. Kemampuan mengidentifikasi diri dengan semangat pembelajar seumur hidup sangat diperlukan.