GORAJUARA - Selama 32 tahun menjadi guru, Norita Sitanggang, S.Pd., guru SMAN 15 Bandung mengamati kesuksesan siswa tidak diukur dari kecerdasan akademik.
siswa siswi lulusan SMA. Siswa tersebut tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena masalah ekonomi.
Ibunya hanya bekerja di salon dengan penghasilan cukup untuk menghidupi keluarga. Ayahnya bekerja lepas dengan penghasilan tidak tentu tiap bulannya.
Baca Juga: Juara OSK Terkena Efek Zonasi, Prestasi Akademik Merata
Siswa tersebut kemampuan akademiknya biasa-biasa saja. Karena keterbatasan ekonomi, membuat siswa tersebut memilih bekerja bersama saudaranya dibidang properti.
Siswa tersebut menekuni bidang properti sebagai marketing. Dengan kecerdasan sosial dan kemampuan komunikasi yang baik, siswa tersebut menjalani pekerjaannya dengan tekun.
Setelah beberapa tahun, Norita Sitanggang mengatakan siswa tersebut kini kehidupan ekonominya dibilang sangat mapan. Siswa tersebut punya penghasilan tinggi, punya rumah dan kendaraan.
Baca Juga: Dari 10 perusahaan Di Indonesia, 8 Perusahaan Sulit Cari Lulusan S1 Siapa Kerja
Kesuksesan siswa dengan prestasi akademik biasa-biasa, ternyata dalam bidang ekonomi tidak kalah sukses dengan siswa berprestasi akademik tinggi.
Beliau mengakui kecerdasan akademik bukan satu-satunya kecerdasan yang bisa menjadi faktor siswa-siswi sukses secara ekonomi. Inilah sebuah kenyataan bahwa kecerdasan siswa sangat bervariasi.
Beliau mengatakan, dengan konsep merdeka belajar, sekarang guru-guru tidak harus fokus pada pengembangan kecerdasan akademik.
Baca Juga: Program Praktisi Mengajar, Mantap Kampus Siap Siap Kolaborasi...
Siswa-siswi harus diberi peluang untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan selain akademik. Penghargaan-penghargaan sekolah kepada siswa, tidak lagi hanya sebatas melihat rangking prestasi akademik.
Norita Sitanggang, S.Pd, mengatakan sedikitnya ada sembilan kecerdasan yang harus dikembangkan agar siswa bisa tumbuh dengan bakat dan minatnya.
