GORAJUARA - Kepedulian pada anak generasi Z yang hyperconnectivity, Darma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adakan Webinar.
Menghadirkan Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D. dan Anisa Ipana, Psi, M.Sc. Kamis, 2 Juni 2022. Anisa Ipana mengatakan anak generasi Z hyperconnectivity generasi ini lengket dengan smartphone.
Hadir pula Dedi Supandi, S.STP, Msc. Ketua DWP Disdik Hj. Erlita Widiasih, S.Si, dan Ketua DWP Provinsi Jawa Barat, Dr. Ir. Dwina Rosmini, M.S.
Baca Juga: Ada Apa di SMAN 1 Bandung... Mendapat Kunjungan MKKS Provinisi Sumbar
Anak generasi Z adalah mereka yang lahir pertama kali pada saat teknologi informasi berkembang. TikTok dan snapchat adalah aplikasi yang sering digunakan oleh anak-anak generasi Z.
Selain generasi Z muncul lagi istilah generasi Alpha yang anak-anak yang lahir dari 2010 hingga sekarang. Anak-anak generasi Alpha lahir saat teknologi informasi berkembang pesat.
Generasi Alpha dipernelkan juga sebagai generation glass. Sejak kecil pengasuhan pendidikan mereka sudah dibantu dengan layar gawai.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi
Kehadiran teknologi informasi harus diimbangi dengan pemahaman dampak negatif yang ditimbulkan. Sejumlah 5 miliar (63%) manusia di dunia sudah menggunakan internet.
Internet telah menjadi tempat hidup manusia di era digital. Kemudahan koneksi internet di mana-mana medorong pertumbuhan pengguna internet bertambah tiap tahun 4.1%.
Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D mengatakan dari 10 tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20/2003, limat butir menekankan pada pendidikan karakter.
Baca Juga: Sekolah Lembaga Tertinggi Negara, Diskusi Pasca Upacara Hari Lahir Pancasila
Untuk mengimbangi perkembangan teknologi informasi, pendidikan karkter harus dikerjakan serius oleh semua pihak. Orang-orang dewasa harus hadir membimbing anak-anak dan menjadi teladan.
Dampak negatif internet adalah prilaku kecanduan. Untuk itu harus ada pengawasan dan pembimbingan. Durasi penggunaan gawai perlu dibatasi sesuai kebutuhan.