GORAJUARA - Dunia pendidikan harus segera sadar, mitos dan takhayul dalam dunia pendidikan harus segera dienyahkan. Zaman sudah berubah, kebenaran banyak terungkap.
Toto Suharya Sekjen DPP AKSI mengatakan terlalu singkat mengukur kualitas pendidikan dari jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi. Tujuan pendidikan sebenarnya memberikan kemampuan bertahan hidup pada siswa.
Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa sekolah bukan penjamin keberhasilan, tapi sebagai bagian dari upaya untuk hidup bahagia.
Baca Juga: Sepatu Guru; Dapat Jadi Pelajaran Untuk Siswa
Jika kualitas pendidikan hanya dilihat dari berapa lulusan yang masuk perguruan ternama, maka ada jutaan siswa tidak berkualitas karena tidak masuk perguruan ternama.
Mitos-mitos sekolah favorit dan takhayul rangking universitas terbaik harus segera dienyahkan dari pikiran. Jangan-jangan mitos dan takhayul itu dihadirkan hanya untuk merendah-rendahkan umat manusia.
Penjajahan pola pikir sangat berbahaya bagi bangsa dan negara. Penjajahan mental tidak bisa berakhir dalam ratusan tahun. Berabad-bada manusia bisa dikondisikan menjadi mental terjajah.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Berlakukan Kurikulum Pendidikan Anti Korupsi Mulai 2022 Ini
Mitos sekolah favorit dan takhayul rangking universitas, bisa jadi rencana penjajahan antar bangsa masih tetap terjadi dengan merendah-rendahkan kualitas bangsa.
Ukuran-ukuran kualitas bangsa diciptakan dan standar angka-angka disebarluaskan. Pencipta dan pemilik ukuran bermain menjadi pengendali bangsa bangsa.
Jangan-jangan pendidikan kita hanya jadi objek kepentingan bangsa-bangsa lain. Kemudian kita tidak sadar berpuluh-puluh tahun seolah tidak punya prestasi apa-apa.
Baca Juga: Diklat Program Sekolah Penggerak, Ternyata Isinya Cuma Ini...
Dari sudut pandang ekonomi, mitos dan takhayul bisa jadi sarana marketing untuk promosi. Seperti pengelola sebuah hotel yang sengaja menjaga mitos demi untuk menggaet pasar para manusia mistis pemuja mitos dan takhayul.
Tidak ada lagi sekolah favorit dan mitos universitas ternama, pada kenyataannya miliarder, para investor, pemilik universitas, lahir dari kampus-kampus kuliah malam.