GORAJUARA - Inspirasi pendidikan bisa kita dapatkan dari mana saja. Saat liburan lebaran semua orang tampak bahagia, namun masih bermasalah dengan budaya hidup bersih.
Dua tahun kita tidak bisa mudik ketemu saudara dan liburan bersama. Semoga kita benar-benar bebas dari pandemi Covid-19.
Di Malaysia, sejak tanggal 1 Mei 2022, anak-anak sekolah sudah bebas masker. Tampak tempat tempat wisata kembali penuh sesak.
Baca Juga: Kekeluargaan IKA SMAN 1 Bandung, Tercurah dalam Bakti Sosial
Pantai Pangandaran kembali dipenuhi lautan manusia. Hotel-hotel dan penginapan kembali penuh.
Allah Yang Maha Adil, menetapkan ketentuan bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah turunan akan ada tanjakan, setelah malam akan ada siang.
Setelah masa kesulitan ekonomi di masa pandemi tidak dapat dimungkiri akan ada masa kemudahan ekonomi. Laju ekonomi akan kembali berdenyut dengan denyut kencang sekali.
Baca Juga: Sambil Lebaran Ngintip Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sejak 1 Mei Boleh Buka Masker
Dibalik hiruk pikuk liburan lebaran, ada pekerjaan rumah dunia pendidikan. Masalah budaya hidup bersih, mengelola sampah, masih menjadi masalah seksi di dunia pendidikan.
Melihat prilaku masyarakat yang berlibur, pelaku usaha pariwisata, menunjukkan masyarakat kita sangat butuh edukasi pengelolaan sampah.
Para pelaku usaha, para pedagang belum punya sistem budaya kelola sampah. Pemandangan sepanjang tempat wisata menjadi lautan manusia bercampur dengan sampah.
Baca Juga: Beda Kualitas Manusia Bukan Karena Ras atau Agama , Indonesia Harus Bangkit
Modal pariwisata seperti Bali, bisa kita saksikan mereka menjual tanah Bali yang bersih. Tamu-tamu merasa nyaman dengan tempat wisata bersih.
Budaya hidup bersih, tertib mengelola sampah harus jadi program pendidikan di sekolah sejak dini. Pendidikan budaya hidup bersih, kelola sampah di sekolah harus jadi perhatian penting di satuan pendidikan.
