Kurikulum Merdeka Mendorong Peserta Didik Belajar Lebih Mandiri

photo author
- Rabu, 30 Maret 2022 | 08:00 WIB
Pengawas Pembina SMA Negeri 23 Kota Bandung, Heti Aisah, S.Pd., M.Pd., (Foto: Gorajuara.com)
Pengawas Pembina SMA Negeri 23 Kota Bandung, Heti Aisah, S.Pd., M.Pd., (Foto: Gorajuara.com)

GORAJUARA - Kurikulum Merdeka Belajar mendorong semua komponen satuan pendidik, mulai dari kepala sekolah, staf pengajar, staf tenaga kependidikan dan juga siswa.

Semua bergerak dan belajar untuk memahami konsep Kurikulum Merdeka Belajar, terutama substansi dari implementasi Kurikulum Merdeka Belajar bagi siswa.

Konsep Merdeka Belajar secara rill, menurut Pengawas Pembina SMA Negeri 23 Kota Bandung, Heti Aisah, S.Pd., M.Pd., guru sebagai pusat pemberi informasi harus dibiasakan menjadi  fasilitator untuk mendorong siswa belajar secara mandiri.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Hati-hati Memilih Daging karena Tidak Hanya Sapi, Ayam Gelonggongan pun Dijual

"Menerapkan konsep belajar sebagai sebuah kebutuhan bagi siswa, menjadikan siswa sebagai subyek dari proses pembelajarn itu sendiri," kata Heti kepada Gorajuara.com belum lama ini.

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini, kata Heti, awalnya menjadi sebuah hal yang menyulikan bagi guru.

"Kesulitan ini ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19, dimana guru perlu merancang proses pembelajaran yang memandirikan siswa dalam belajar secara  virtual,” tutur Heti.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Hubungan Ariel Noah dan Luna Maya: Mereka Bisa Saja Menikah, Tapi...

Namun, lanjut Heti, seiring dengan waktu, serta diskusi-diskusi di kelompok komite pembelajar, sekolah mencari bentuk bagaimana konsep merdeka belajar diterapkan khususnya di SMA Negeri 23.

"Sehingga guru bisa melaksanakan dengan baik, dan menjadi kebiasaan," tuturnya.

Langkah-langkah penerapan konsep Merdeka Belajar di SMAN 23 meliputi:
a. Mengadakan IHT untuk seluruh guru di lingkungan sekolah, dengan narasumber adalah guru-guru yang tergabung dalam komite pembelajaran yang telah dilatih oleh para pelatih ahli dari Kemendikbudristek.

Baca Juga: Garuda Muda Kalah Telak atas Korea Selatan, Iwan Bule Berikan Motivasi kepada Para Pemain
 

b. Berdiskusi menyelesaikan masalah-masalah yang belum terpahamkan, dalam sebuah kelompok diskusi komite pembelajaran.
 
c. Menghadiri lokakarya sebagai bagian dari program Sekolah Penggerak.

d. Berbagi dalam menyelesaikan masalah, seperti ketika menyusun asesmen diagnostik nonkognitif.

e. Melakukan komunikasi dan kolaborasi ketika akan menerapkan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Baca Juga: Jadwal Liga Italia: Juventus vs Inter, AC Milan dan Napoli Saling Manfaatkan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rusyandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sisi Lain dari Pencipta Lagu Syukur

Rabu, 17 Agustus 2022 | 23:00 WIB

Kisah Inspiratif Joyana, Anak Yatim Berprestasi

Kamis, 2 Juni 2022 | 19:39 WIB

Profil Bupati Bogor Ade Yasin yang Kena OTT KPK

Rabu, 27 April 2022 | 20:51 WIB