GORAJUARA - Di antara banyak teori belajar, teori belajar Pengalaman Belajar (learning experiences) banyak diaplikasikan dalam pembelajaran. Pengalaman belajar adalah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai baik di dalam maupun di luar kelas dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia (Sanjaya dan Budimanjaya, 2017 : 138). Pandangan ini selaras dengan Ivan Illic, yang mengatakan pendidikan sebagai pengalaman belajar berlangsung di lingkungan mana pun dan prosesnya sepanjang hidup (Alwi, 2011 : 19).
Ki Hadjar Dewantara menyebutkan setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, belajar di mana saja kapan saja, dengan siapa saja. Bahkan Ki Hadjar Dewantara sampai pada simpulan bahwa anak belajar sesuai dengan kodrat alam (nature) dan kodrat zaman yang pada akhirnya akan membentuk budaya (culture). Begitulah pengalaman belajar berlangsung menurut desa, kala, patra (tempat, waktu, dan keadaan).
Pengalaman belajar menurut Sanjaya dan Budimanjaya (2017 : 138-143) dibagi menjadi 4 bentuk pengalaman, yaitu pengalaman langsung, pengalaman belajar melalui perantara, pengalaman belajar melalui bahasa verbal, dan pengalaman belajar melalui aktivitas tertentu. Pengalaman belajar langsung adalah pengalaman belajar yang dilakukan seorang siswa secara langsung mempelajari dan bersentuhan dengan objek belajar.
Baca Juga: Meriahkan Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 Dengan 17 Link Twibbon Berikut Ini
Pengalaman belajar langsung dapat dilakukan melaui dua jenis aktivitas kegiatan. Pertama, aktivitas belajar yang dilakukan secara langsung siswa mempelajari objek belajar di lapangan, dengan alasan objek yang dipelajari tidak mungkin dibawa ke dalam kelas. Kedua, aktivitas belajar yang secara langsung siswa mempelajari objek belajar di dalam kelas, dengan alasan objek objek yang dipelajari memungkinkan dapat dibawa ke dalam kelas.
Pengalaman belajar melaui perantara adalah aktivitas belajar yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran, baik melalui media audio, visual, maupun audiovisual. Media ini dipilih sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan media di sekolah.
Selanjutnya ada pengalaman belajar melalui bahasa verbal adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara menjelaskan materi pelajaran menggunakan bahasa sebagai alat utama penyampaian dan mengupayakan agar siswa menyimak penjelasan tersebut. Dalam pembelajaran ini, guru sebagai sumber utama informasi.
Baca Juga: 10 Fakta Unik dan Profil Lengkap Minji Leader Misterius New Jeans
Pengalaman belajar yang terakhir adalah pengalaman belajar melalui aktivitas tertentu adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa melalui kegiatan yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya kegiatan simulasi, psiko dan sosiodrama, diskusi, dan seminar.
Dari empat jenis pengalaman belajar itu, pengalaman langsung bersifat nyata dan cocok diterapkan di kelas-kelas awal, tetapi juga sangat mungkin diterapkan dalam Kurikulum Merdeka di SMA, misalnya dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5). Hal ini selaras dengan pandangan Edgar Dale tentang kerucut pengalaman.
Dasar kerucut adalah pengalaman langsung yang dapat berupa kegiatan mengerjakan yang nyata, melakukan simulasi, bermain peran (teater, drama, sendratari) sedangkan puncak kerucut adalah menyimak dan membaca, sebagai keterampilan yang bersifat reseptif (menerima) sedangkan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang bersifat produktif. Semua itu mesti dialami secara langsung oleh siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.***