GORAJUARA - Salah satu konsen dalam kurikulum merdeka belajar adalah menyusun program sekolah berbasis data. Diakui permasalahan dunia pendidikan kita adalah data tidak valid.
Diakui memang data yang diberikan responden kadang bukan data sesungguhnya. Kondisi ini terjadi karena faktor budaya yang ada di Indonesia.
Budaya di Indonesia tidak seperti di Jepang atau Amerika. Data benar-benar menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan. Tentu saja data yang digunakan merupakan data valid.
Baca Juga: Kemampuan Mengambil Keputusan, Menentukan Kualitas Manusia
Validitas data pendidikan sangat berkaitan dengan proses pemgambilan data. Hasil dari monitoring dan evaluasi jarang menghasilkan data valid.
Pada prosesnya pengambilan data dilakukan dengan kepentingan dan kebutuhan sesaat. pengambilan data tidak independen dan tidak berorientasi kepentingan jangka panjang.
Sehingga dalam proses pengambilan data, cenderung bias dengan kepentingan sesaat. Data yang dihasilkanpun tidak menjamin valid, tetapi hanya sebatas laporan pengambilan data telah dilakukan.
Baca Juga: Pesan Dari Monyet, Jika Mau Selamat Lepaskanlah...
Salah satu langkah maju dilakukan pemerintah adalah memanfaatkan aplikasi rapor pendidikan untuk memetakan data kondisi seluruh sekolah di Indonesia. Aplikasi ini bisa diunduh di handphone.
Saat ini sudah bisa digunakan namun ada beberapa hal yang masih harus terus disempurnakan. Isi rapor pendidikan menyangkut, manajerial, kemamaman sekolah, kompetensi guru, mutu, dll.
Sekolah-sekolah bisa mengakses data tersebut untuk evaluasi diri, dan bahan untuk menyusun program. Data rapor pendidikan bisa dilihat oleh publik.
Baca Juga: Pesan Universal dari Gubernur Ridwan Kamil
Rapor pendidikan adalah aplikasi smart yang menyediakan data-data evaluasi pendidikan dalam satu aplikasi. Sekolah-sekolah bisa memantau dan memetakan kekurangan kelebihannya.
Fiturnya mudah diakses dan dipahami. Dalam aplikasi tersedia file download dalam bentuk exel sehingga memudahkan untuk membaca dan mengadministrasikannya.***