GORAJUARA - Sekolah Penggerak merupakan sekolah yang mengimplementasikan layanan pendidikan berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik untuk menghasilkan lulusan dengan mencerminkan karakter dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Pengembangan kompetensi peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan secara Holistik dimaksud mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi), serta nonkognitif (karakter).
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Hati-hati Memilih Daging karena Tidak Hanya Sapi, Ayam Gelonggongan pun Dijual
Selain itu, dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran pada Sekolah Penggerak dipersyaratkan pendukung utamanya adalah sumber daya manusia (SDM) yang unggul, termasuk kepala sekolah dan guru.
Kehadiran Sekolah Penggerak, menurut Kasi Pengawas di KCD Wilayah IV Dinas Pendidikan Jawa Barat yang juga mantan Kepala SMA Negeri 23 Bandung, Santy Kurnia Dewi, S.Pd.,M.Pd., untuk menggerakkan diri sendiri dan menggerakkan sekola lain.
Baca Juga: Denny Darko Ramal Hubungan Ariel Noah dan Luna Maya: Mereka Bisa Saja Menikah, Tapi...
"Keberadaan Sekolah Penggerak pada dasarnya dirancang sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya karakter anak bangsa yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila," kata Santy.
Sehingga, lanjut Santy, perbedaan mencolok antara Sekolah Pengegerak dengan sekolah bukan penggerak, di antaranya:
Baca Juga: Jaga Kesucian Ramadhan, Pekerja Seks Komersial dan Penjual Minuman Keras Bakal Dirazia
1) merupakan program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemerintah Daerah;
2) terdiri dari 5 jenis intervensi yang terintegrasi berupa pendampingan konsultatif dan asimetris kepada Pemerintah Daerah, pelatihan dan pendampingan kepala sekolah dan guru, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi sekolah;
Baca Juga: Kejutan, Presiden Barcelona Tutup Pintu Buat Lionel Messi Kembali ke Camp Nou
3) memiliki ruang lingkup untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB, baik sekolah negeri dan swasta mencakup seluruh kondisi;
4) dilakukan secara berkelanjutan, hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Penggerak.
Sedangkan sekolah yang bukan Sekolah Penggerak, jelasnya, merupakan program pusat dengan intervensi parsial, yakni berupa:
Baca Juga: Garuda Muda Kalah Telak atas Korea Selatan, Iwan Bule Berikan Motivasi kepada Para Pemain
1) bimbingan teknis;
2) Bantuan Pemerintah;
3) Ruang lingkup tidak mencakup seluruh kondisi sekolah.
Santy mengungkapkan, banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan program Sekolah Penggerak, di antaranya akan terdorong peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun waktu 3 tahun.