GORAJUARA,- Untuk kedua kalinya siswa SMAN 15 Bandung, Jumat 25 Maret 2022 kemarin, mengadakan webinar untuk memberikan edukasi tentang investasi.
Webinar menghadirkan Siti Komariah kepala Galeri Investasi Universitas Widyatama, Sri Herlinawati Trainer perwakilan Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jabar, Toto Suharya Kepala SMAN 15 Bandung, dan Raga Ahlil Fikri Pengurus Galeri Investasi Universitas Widyatama.
Menurut Toto Suharya, edukasi investasi saham ini, diperkenalkan kepada siswa SMA terutama kelas 12. "Sebentar lagi mereka lulus, jika mereka bekerja, bisnis, atau kuliah, mereka sudah dibekali kemampuan untuk mengelola keuangan," kata Toto.
Baca Juga: Hasil Perempat Final Swiss Open 2022, Kejutan Terjadi di Sekor Ganda Campuran
Baca Juga: Taylor Hawkins Drummer 'Foo Fighters' Meninggal Dunia
Ketika bekerja atau membuka usaha, ujar Toto, mereka bisa paham bagaimana menabung 30 persen gajinya di saham atau menabung keuntungan usahanya di saham.
Bagi yang kuliah mungkin mahasiswa bisa mengelola dana operasional kuliahnya dengan hemat dan disimpan di saham. Juga harapannya anak-anak SMA yang sudah punya KTP bisa mulai terjun belajar untuk menabung saham.
Terkait dengan karakter Pelajar Pancasila, Toto menjelaskan seorang investor memiliki karakter unggul. Di antaranya punya budaya baca tinggi, cerdas dan kreatif, karena investor saham selalu literate membaca situasi sosial, budaya, poilitik, sebagai instrumen pertumbuhan saham.
Baca Juga: AKSI Beraksi di Sumedang: Kepala Sekolah Garda Terdepan
Baca Juga: Terawan Diberhentikan Permanen dari Anggota IDI, Ini Tiga Hasil Keputusannya
Selanjutnya investor saham harus punya kemampuan mengendalikan emosi dan selalu sabar, agar tidak tergiur oleh janji-janji manis dalam berinvestasi.
Karakter lain dari seorang investor adalah cinta damai, tidak suka demo dan bicara hal-hal negatif karena bisa merusak situasi pasar modal.
Karakter-karakter para investor sesuai dengan apa yang disebut dengan karakter Pelajar Pancasila. Dengan karakter investor berharap siswa bisa hidup hemat dan tidak konsumtif karena lebih memilih investasi dibanding belanja barang.