edukasi

Project Best Learning Kembangkan Karakter Siswa Bandung dengan Kolaborasi

Selasa, 18 Januari 2022 | 07:00 WIB
Project Best Learning Kembangkan Karakter Siswa Bandung dengan Kolaborasi (Foto: Gorajuara/Dok. diskominfo.bandung.go.id/Syafa)

GORAJUARA - Para siswa sekarang bisa bernapas lega, terutama bagi mereka yang sekolahnya sudah menerapkan kurikulum prototipe. Para siswa tak perlu lagi berkecil hati untuk memilih fakultas idamannya tanpa harus tersekat dengan jurusan di SMA.

Belakangan ini masyarakat ramai membicangkan tentang kurikulum prototipe. Salah satu gagasan dari kurikulum prototipe ini adalah penghapusan minat jurusan yang dinilai menjadi sekat para siswa untuk memilih jurusan dan karirnya. Namun, masih banyak selentingan yang berseliweran tentang kurikulum baru ini.

Dalam kunjungan evaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di SMPN 2 Kota Bandung pada Senin, 17 Januari 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim beserta jajarannya hadir di tengah para kepala sekolah penggerak dari berbagai jenjang.

Baca Juga: Series ‘Layangan Putus’ Siapkan Fitur Fast Track, Warganet: Nambah Biaya pun Saya Jabanin

Kepala Sekolah SMAN 23 Bandung, Santy Kurnia Dewi mengajukan pertanyaan mengenai kaitan antara proses kurikulum prototipe ini dengan pemilihan jurusan di perguran tinggi.

"Bagaimana nanti para siswa memilih peminatan jurusan melalui jalur SNMPTN atau SBMPTN dengan Kurikulum Prototipe ini?" tanya Santy.

Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Indonesia, Anindito Aditomo mengatakan, jika perubahan kurikulum prototipe di SMA ini memang paling menantang dalam proses implementasinya paling dibandingkan pada jenjang PAUD-SMP.

Baca Juga: Netflix Rilis Teaser Film Korea 'Love and Leashes', Ada Adegan BDSM-nya?

Namun, Anindito menuturkan, dengan adanya kurikulum prototipe ini, para siswa bisa lebih leluasa memilih jurusan yang mereka inginkan di perguruan tinggi tanpa perlu khawatit dengan penjurusan semasa SMA.

"Adik-adik yang sekolahnya menjadi sekolah penggerak atau yang menerapkan kurikulum prototipe itu tidak dirugikan. Tidak ada lagi syarat jurusan untuk mendaftar tes. Jadi yang tadinya kalau mau masuk teknik itu harus dari IPA, tidak boleh IPS atau Bahasa, itu akan dihilangkan," papar Anindito.

Meski begitu, Anindito menambahkan, para siswa sebaiknya tetap memilih mata pelajaran yang memiliki korelasi dengan peminatan yang akan mereka pilih di perguruan tinggi nanti.

Baca Juga: BTS Diboyong Ibu Negara Korea Selatan ke Dubai Saat Pakai Hanbok, Ada Apa ya?

"Nanti akan ada seleksi lebih dalam pada mata pelajaran tertentu. Misal, kalau mau masuk teknik berarti akan ada tes tambahan pada mata pelajaran Matematika dan Fisika. Maka, sebaiknya matpel yang dipilih adalah matpel yang mendukung tes ini nantinya," imbuhnya.

Lantas, bagaimana dengan kondisi guru-guru yang mata pelajarannya menjadi pilihan di kurikulum prototipe? Anindito menjelaskan, jika guru tersebut sudah mendapatkan tunjangan profesi di kurikulum 13, maka dia sudah dianggap memenuhi jam mengajar untuk mendapatkan tunjangan profesi ketika sekolahnya sudah menerapkan kurikulum prototipe.

Halaman:

Tags

Terkini

Membaca SE Mendikdasmen Nomor 14 Tahun 2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:24 WIB