GORAJUARA - Guru-guru resah, pelajaran eksak tidak ada yang memilih. Pada fase F siswa kelas 11 tidak lagi ada penjurusan. Guru-guru resah apakah mata pelajarannya akan dipilih siswa.
Siswa-siswi diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya. Kebebasan memilih ini dilakukan untuk memberikan kebebasan kepada siswa belajar.
Dalam kurikulum 2013, siswa-siswi dikelompokkan dalam kelas berdasarkan jurusan IPA, IPS, Bahasa. Penjurusan ini telah memasung kemerdekaan siswa-siswi dalam belajar.
Baca Juga: Inovasi Pendidikan SMA...Mulai Mengajarkan Berbagai Keterampilan Hidup...
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa-siswi kelas 11 atau fase F, tidak diwajibkan memilih mata pelajaran berdasarkan penjurusan, tetapi berbdasarkan minat.
Namun demikian terjadi keresahan guru-guru, berdasarkan kasus yang terjadi di sebuah sekolah, guru-guru eksak menjadi mata pelajaran yang sedikit diminati oleh siswa.
Alhasil, bisa terjadi guru-guru mata pelajaran eksak akan kekurangan jam. Akibat lain, guru-guru eksak sertifikasinya bisa tidak cair karena kekurangan jam.
Baca Juga: Gawat...Dunia Kerja Sudah Tidak Memperhatikan Latar Belakang Pendidikan...
Beberapa sekolah, telah mengantisifasi kondisi ini dengan mematakan jumlah guru yang ada di sekolah, dan menyesauikan kebutuhan jam belajar guru.
Melalui pemetaan ini, kurikulum mengatur pembagian jam mengajar guru-guru agar kebutuhan jam mengajarnya terpenuhi. Siswa diberi kesempatan memilih mata pelajaran sesuai minatnya.
Namun, demikian pemilihan mata pelajaran siswa, diatur sedemikian rupa mengacu kepada ketersediaan sumber daya, dan kebutuhan jam mengajar guru-guru.
Baca Juga: Esensi Pendidikan Adalah Melatih Hidup di Jalan Yang Sulit....Pendidikan Karakter...
Dalam menyikpai keresahan guru, dibutuhkan kreativitas para pengelola pendidikan dalam mengatur minat dan jam kebutuhan guru di sekolah.
Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya, berprinsip untuk tidak merugikan guru-guru. Melalui manajemen berbasis sekolah sekolah bisa melakukan inovasi pengelolaan sekolah.