GORAJUARA - Tim pengolah sampah SMAN 15 Bandung mengolah sampah Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi paving block cantik.
Ketika sekolah mendapat berkah MBG sejak saat itu juga ada masalah yang harus dihadapi. Masalah sampah sisa makanan dan plastik bekas kemasan susu.
Sampah yang dihasilkan, jika jumlah siswa 1200 maka setiap hari akan ada 1200 sampah bekas kemasan susu. Jika tidak dikelola dengan baik, sekolah bisa menjadi tempat sampah.
Baca Juga: SMAN 15 Bandung... Terus Berupaya Menuju Sekolah Bebas Sampah....
Tim Sekolah Bebas Sampah SMAN 15 Bandung, mendiskusikan masalah ini dalam rapat evaluasi. Hasilnya seluruh sumber daya yang ada di sekolah bergerak untuk peduli dan mengelola sampah.
Kepedulian dan kesadaran mengelola sampah terus dikampanyekan melalui OSIS, MPK, ektrakurikuler, petugas kebersihan, TU, wakasek, wali kelas, dan guru-guru.
Semua orang berpikir untuk mengampanyekan pengelolaan sampah, dalam berbagai bentuk tindakan. Guru mata pelajaran membuat pengolahan sampah dengan pembuatan eco enzim.
Baca Juga: Mengajak Semua Kepala Sekolah Berkenan Bertemu di Bandung... KDM Mutiara Jawa Barat....
Para petugas kebersihan yang sudah diberi pelatihan mengolah sampah sisa menjadi paving block, melakukan pengolahan sampah bekas kemasan susu menjadi paving block.
Murid-murid dikelas, melalui kendali wali kelas dipastikan untuk melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, sampah organik, unorganik, dan residu.
Setiap hari dilakukan pengecekan oleh petugas kebersihan. Bagi kelas yang tidak melakukan pemilahan sampah mendapat teguran dari Tim Sekolah Bebas Sampah.
Sampah-sampah yang sudah dipilah dikumpulkan oleh petugas kebersihan, yang bisa dijual bisa dijual, sampah sisa makanan dibuang ke Lubang Pembuangan Sisa Sampah Organik.
Sampah residu dikelola bersama untuk dijadikan barang-barang bermanfaat seperti paving block. Paving block akan dijual atau digunakan untuk kepentingan penataan sekolah.