GORAJUARA - Permainan haram on line kini telah menjadi masalah bersama. Dunia pendidikan harus responsip dengan meningkatkan literasi teknologi informasi (TI) siswa.
Dr. Ai Nurhasan, AP. M.Si. kepala cabang wilayah VII Disdik Jawa Barat memberikan himbauan kepada para kepala sekolah SMA/SMK untuk mengantisifasi maraknya judi on line di masyarakat.
Para Guru dan Kepala Sekolah harus merespon masalah judi online dengan tindakan nyata. Minimal membuat poster-poster yang mengingatkan siswa untuk tidak terlibat.
Baca Juga: Tahun 2024 Menjadi Sejarah PPDB Tanpa Titipan di Kota Bandung...
Masyarakat Indonesia menjadi sasaran pasar judi online terbesar di dunia. Tercatat dari liputan data rri.co.id putaran uang permainan haram online tahun 2023 capai 720 triliun.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI mengatakan salah satu upaya sekolah untuk menghindarkan siswa dari permainan uang haram online, yaitu dengan meningkatkan literasi TI.
Teknologi informasi jangan hanya sebatas untuk chating dan schroling media sosial. Teknologi infomasi harus jadi alat produksi kegiatan halal.
Baca Juga: Palestina telah Menang Perang...Israel Balik Kanan...
Pekerjaan-pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi harus sudah diperkenalkan sejak SMA/SMK. Menjadi programer, desainer, influencer, youtuber, trader, harus sudah dikenal.
Dengan mengenalkan kegiatan-kegiatan produktif dengan teknologi informasi, siswa bisa mengelola waktunya untuk hal-hal produktif dan halal.
Pemanfaatan teknologi informasi harus dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran bukan sekedar mengenalkan rumus-rumus dan teori-teori.
Pembelajaran harus mengenalkan rumus-rumus dan teori-teori dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi sehari-hari. Pembelajaran harus menyenangkan.**