GORAJUARA - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) 2024 akan menyoroti sejumlah isu strategis, seperti terkait Kurikulum Merdeka, dan penurunan angka siswa yang diterima perguruan tinggi (PT) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
“Judi online, pinjaman online, dan penurunan angka siswa yang diterima perguruan tinggi (PT) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), juga menjadi bahasan,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), Dr. Toro Suharya, M.Pd., kepada Gorajuara, Rabu 22 Mei 2024.
Secara konsep Kurikulum Merdeka sudah bagus, menurut Toro, seperti pengetahuan pembelajaran yang mengarah kepada model pembelajaran melalui penyikapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Baca Juga: Perkara Aaliyah Massaid Dibandingkan dengan Fuji An, Haji Faisal Beri Nasihat Ini Buat Oknum Netizen
“Hal itulah yang akan kita perkuat, perdalam dan lanjutkan siapapun menterinya ke depan,” kata Toto.
Dalam Rakernas yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 5-7 Juni 2024 yang dipusatkan di The Trans Luxury Hotel Bandung, harap Toto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nadiem Makarim bisa hadir.
Pasalnya, setelah sekolah-sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka, penerimaan siswa ke perguruan tinggi (PT) melalui SNBP dilakukan berdasarkan hasil prestasi akademik dengan menggunakan rapor terjadi penurunan secara signifikan.
“Ini yang sedang kita data, kaji dan telusuri. Ada apa sebenarnya, sehingga bisa terjadi penurunan secara jomplang. Seperti yang terjadi di SMA Negeri 2 Cibinong, Kabupaten Bogor. Bahkan sekolah di kota/kabupaten lain juga mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Terjadinya angka penurunan SNBP, Toto menambahkan, melalui AKSI sudah melaporkan kepada Balai Besar Guru Penggerak (BBGP).
“Kasus ini akan kita rekomendasikan di Rakernas AKSI, kebetulan para sekolah pada hadir,” tandas Toto yang juga sebagai Kepala SMA Negeri 15 Kota Bandung.
Baca Juga: Menguak Kasus Vina Cirebon, Peran Pegi atau Perong dalam Pembunuhan Brutal Oleh Geng Motor Moonraker
Toto menegaskan, terkait masalah ini di Rakernas AKSI akan dipertanyakan. Sebab dengan kejadian ini akan menurunkan kepercayaan publik.
“Publik bisa saja menuduh dengan adanya Kurikulum Merdeka ini jadi goreng geuning (jadi jelek, red). Jika Kurikulum Merdeka ini sudah teruji dan bagus, seharusnya tidak boleh ada penurunan SNBP,” ujarnya.***