GORAJUARA - Kami mengajak anak-anak di sekolah melaksanakan shalat ghaib untuk korban kecelakaan di Subang. Musibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Di SMAN 15 Bandung, kepala sekolah menghimbau untuk melakukan shalat ghaib. Dilaksanakan sebelum shalat dhuha 12 rakaat bersama dilaksanakan.
Dipimpin oleh Ustad, anak-anak sebelumnya diberi pemahaman. Jika terjadi musibah kata-kata yang terbaik keluar dari mulut adalah "innalillahi wainnailaihirojiun".
Baca Juga: Melatih Berkomentar...Pelaku Ketidaksopanan di Internet Ternyata Orang Dewasa...
Semua orang tidak menghendaki terjadi musibah, tetapi Allah memberi tahu bahwa segala musibah terjadi karena kesalahan kita sendiri.
Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas". (Yasin, 36:19).
Kejadian musibah kecelakaan yang menimpa anak-anak SMK di subang, adalah peringatan bagi orang-orang berakal. Rasa empati harus lebih dikedepankan.
Baca Juga: Super Sekali...Komunitas Angklung SMAN 15 Bandung Juara....
Merasakan bagaimana beban yang diterima ketiak orang ditimpa musibah. Respon reaktif di media seperti menyalahkan, dan membebani, pihak-pihak terkait adalah respon tidak berpendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan sudah seharusnya mengajarkan kepada anak-anak untuk berempati. Dengan mengungkapkan rasa bela sungkawa dengan berbagai ekpresi.
Sikap-sikap tidak sopan, menghakimi, mencurigai, orang yang sedang tertimpa musibah adalah perbuatan tidak bermoral dan tidak punya hati.
Dunia pendidikan kita punya tantangan besar karena berdasarkan hasil survey, netizen Indonesia termasuk negara paling tidak sopan di media sosial. Sayangnya, pelakuknya adalah orang dewasa.**