GORAJUARA - Anak-anak muda sedang gemar berlatih hidup hemat. Mereka melakukan hidup hemat di masa muda untuk bisa menikmati hidup di masa tua.
Untuk merencanakan kesejahteraan hidup, generasi mudah mencoba menekan gaya sehemat mungkin, dan menyimpan tabungan mereka di saham atau kripto.
Tujuan hidup hemat tidak selamanya, tetapi sampai pada tujuan hidup yang dicitacitakan yaitu merdeka finansial. Merdeka finansial artinya sampai mereka punya penghasilan tetap.
Baca Juga: Kripto Bisa Jadi Gerakan Perubahan Politik...Gerakan Politik Donald Trump...
Bulan Radadan sangat cocok jika dikaitkan dengan gaya hidup hemat (hemat). Cara hidup hemat dapat dilakukan dengan memilih transportasi umum murah ketika berangkat kerja.
Membiasakan makan siang di tempat-tempat yang bisa memenuhi kebutuhan gizi namun harga sangat terjangkau. Menunda membeli rumah, dan untuk sementara menyewa.
Hidup hemat segala pengeluaran harus dilakukan berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. Kebutuhan pun dipilih dari barang-barang yang terjangkau tetapi tujuan tercapai.
Baca Juga: Teori Baru....Ketamakan dan Ketakutan Menjadi Penggerak Ekonomi Abad 21...
Bulan Ramadhan bisa jadi ajang untuk latihan hidup hemat. Pada saat bulan Ramadhan, makan yang biasa kita lakukan tiga kali menjadi 2 kali. Berarti satu kali makan bisa jadi biaya untuk investasi.
Bulan Ramadhan identik dengan Tunjangan Hari Raya (THR), nah biasanya THR dihabiskan untuk biaya belanja baju lebaran, kali ini bisa dialihkan untuk investasi.
Satu lagi, biasanya pada hari lebaran dibeli banyak kue lebaran, tapi akhirnya tidak kemakan. Kali ini belanja kue lebaran sewajarnya saja, sisa anggarannya untuk investasi.
Baca Juga: Lulusan ITB Jurusan Arsitektur Pernah Ngospek Ridwal Kamil....Puluhan Tahun Tidak Kerja...
Kegiatan lain yang pasti terjadi saat lebaran adalah mudik. Kali ini dicoba biaya perjalanan mudik dijadikan biaya investasi, dan mudik dilakukan pada hari ini saat kondisi kembali normal.
Perencanaan keuangan adalah salah satu cara agar kita bisa hidup sejahtera. Hidup hemat menjadi praktik nyata agar perencaan keuangan bisa benar-benar dilaksanakan.***