Saatnya Sekolah Mendengar Kritikan-Kritikan Warganet...

photo author
- Senin, 26 Juni 2023 | 20:19 WIB
Dr. Toto Suharya, M.Pd, Saatnya Sekolah Dengan Kritikan Kritikan Masyarakat Tentang  Kualitas Pendidikan (GoraJuara.com/dok AKSI)
Dr. Toto Suharya, M.Pd, Saatnya Sekolah Dengan Kritikan Kritikan Masyarakat Tentang Kualitas Pendidikan (GoraJuara.com/dok AKSI)

GORAJUARA - Saatnya sekolah mendengar kritikan-kritikan warganet. Berikut adalah beberapa kritikan yang saya dapatkan dari netizen yang bersuara pengalaman pendidikannya. 

Warganet 1: Saya Instruktur bahasa jepang di salah satu LPK penyalur kerja ke Jepang. Sekarang LPK tempat saya bekerja sedang kebanjiran siswa yg rata rata lulusan SMK/SMA ada juga yangg S1 tapi dikit.

Saat dikelas ketika saya tanya pertanyaan seperti tujuan mereka ke jepang untuk apa? target 3 tahun kerja di jepang apa? Atau tempat apa yg mau kalian kunjungi di jepang?

Baca Juga: Wisudawan mahasiswa UPI pinjam toga....Wisuda Ramah Lingkungan??

75% pada nggak bisa jawab. Yang 25% nya bisa jawab setelah saya berikan contoh dan jawabannya hampir sama ngikutin temen.

Warganet 2: Selama saya 10 tahun "belajar" disekolah,hanya 1 guru yang benar2 saya kagumi dan respect. Nama guru tersebut Pak Purwanto yang saya harap masih mengajar.

Cara beliau mengajar sama seperti yang dibicarakan Pak Guru Gembul, beliau membuka sesi tanya apapun dan beliau menjawab apapun pertanyaannya. Kadang-kadang beliau membuka sesi seperti sidang satu bertanya dan lain memberi tanggapan dan pernyataan dari masing-masing murid.

Baca Juga: Pesan Mahfud MD dalam Wisuda UPI...

Warganet 3: Saya adalah anak yang dulu sering penassaran sama sesuatu. Tapi kadang kebanyakan guru sering jengkel karena saya banyak tanya.

Saya dibilang anak yang susah dikasih tau dan gak paham-paham. Akhirnya saya menganggap bahwa BERTANYA=BODOH. Ini adalah pemikiran sesat yang akhirnya saya dapatkan dari SD-SMK.

Kemerdekaan bertanya saya akhirnya terlampiaskan ketika saya kuliah, karena BARU HANYA dosen-dosen saya yang bisa mengimbangi apa-apa yang saya tanyakan.

Baca Juga: Pelambatan Menikah alias Jomblo Meningkat...Sekolah Harus Apa???

Bahkan para profesor juga sangat terbuka untuk diskusi random diluar jam kuliah. Setelah nonton video ini saya jadi tersadar, apa harus menunggu untuk sampai ke perguruan tinggi dulu agar kita bisa dapat tenaga pengajar yang kompeten?

Seharusnya tidak kan? Bagaimana nasib anak-anak yang tidak bisa sampai ke perguruan tinggi? Mereka jadi memiliki pintu informasi yang tertutup, padahal seharusnya menjadi hak mereka untuk tahu di usia lapar-laparnya otak menyerap informasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Plato

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berikan Hak Pengelolaan Guru Pada Kemdikbud...

Minggu, 21 Januari 2024 | 19:01 WIB

Sosialisasi Sapadisdik KCD Wilayah VII

Jumat, 8 Desember 2023 | 14:10 WIB

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Tanpa Kertas....

Rabu, 6 Desember 2023 | 18:04 WIB

5.800 Beasiswa Perguruan Tinggi Pemerintah Jawa Barat.

Kamis, 30 November 2023 | 04:44 WIB

Sekjen DPP AKSI...Apresiasi Kegiatan BBGP....

Rabu, 22 November 2023 | 15:12 WIB

Jadi Guru Super Kepo Karena Amanat Guru...

Rabu, 22 November 2023 | 07:20 WIB

SMAN 15 Bandung Dirikan Galeri Investasi Edukasi...

Sabtu, 18 November 2023 | 09:57 WIB

SMAN 15 Bandung Dorong Kolaborasi dengan IKA Libels...

Jumat, 17 November 2023 | 21:47 WIB

SMAN 15 Bandung Lakukan LDKS....

Minggu, 12 November 2023 | 11:17 WIB