GORAJUARA - Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya makan gratis tapi ada fungsi edukasi. Siti Najwa Nurhaliza, S.Tr.Gz., adalah ahli gizi yang mendampingi MBG di SMAN 15 Bandung.
Siti mengatakan setiap hari makanan yang disajikan telah memenuhi kebutuhan gizi. Menu makanan sudah diperhitungkan untuk kebutuhan karbohidrat dan protein untuk murid.
Menu makan harus seimbang tidak boleh kelebihan karbohidrat atau kelebihan protein. Hal ini disesuaikan dengan kondisi kebutuhan asupan gizi murid-murid.
Baca Juga: Orang Ini Dulu Tukang disuruh Photo Copy... Sekarang Pekerjaanya Tidur...
Berdasarkan keterangan Siti, untuk mengukur kesehatan murid sebagai dampak MBG, bisa dilihat dari pertumbuhan pengukuran tinggi dan berat badan ideal.
Masalah yang sering ditemui anak-anak sekarang adalah kegemukan atau obesitas. Murid perempuan melakukan diet ketat karena takut gemuk.
Murid laki-laki karena kurang gerak, sering mengalami obesitas sentral, yaitu kegemukan di sekitar wilayah perut. Badannya terlihat ideal tapi dibagian perut buncit.
Baca Juga: Rombongan Kepala Sekolah dan Guru dari Malaysia belajar Koperasi ke SMAN 15 Bandung...
Murid-murid perempuan harus diedukasi tentang pola makan sehat, jangan karena melakukan diet ketat tapi jadi kekurangan gizi. Faktor diet ketat pada perempuan bisa sebabkan stanting.
Pada murid laki-laki harus diedukasi cara makan bergizi agar tidak terkena obisitas sentral. Dampak obesitas sentral bisa menyebabkan diabetes.
Jika sudah terserang penyakit diabetes bisa berdampak ke penyakit-penyakit dalam lainnya seperti jantung, paru-paru, usus, dan lambung.
Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd., Kepala SMAN 15 Bandung mengatakan, program MBG bisa jadi sarana edukasi pada murid untuk makan makanan bergizi.
Murid-murid harus dikenalkan makanan bergizi dan mencerdasklan otak seperti ikan, sayur, buah, dan telur. Menu MBG bisa menyajikan makanan kaya protein agar kecerdasan murid meningkat.