GORAJUARA - Dibalik kasus murid SMAN 1 Cimarga Banten tentang merokok, ternyata ada data penting. Tamparan Kepala SMAN 1 Cimarga merupakan peringatan keras bagi semua.
Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI mengungkap data laporan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) tahun 2024, ada faktor penyebab kemiskinan orang Indonesia.
Hasil survei menyajikan data komoditas yang bermanfaat terhadap garis kemiskinan. Prosentasi tertinggi penyumbang komoditas pada garis kemiskinan adalah beras dan rokok.
Baca Juga: SMK Desa Perdana Malaysia Berkunjung Ke SMAN 15 Bandung... Lakukan Kerjasama Pembelajaran Hibrid...
Beras menjadi faktor tertinggi sekitar 21,01% di wilayah kota dan 24,93% di wilayah desa. Faktor tertinggi kedua adalah komoditas rokok, 10,67% di kota dan 9,76% di desa.
Inilah tanparan Kepala SMAN 1 Cimarga menjadi sangat bermakna bukan hanya murid, tapi untuk guru, para kepala sekolah, orang tua, bupati, wali kota, dan gubernur.
Pelajaran pertama, di era teknologi informasi kemampua literasi, memahami, memahami, dan jangan emosi, menjadi standar kompetensi dasar berpikir ketika menyikapi sebuah kejadian.
Baca Juga: Cyber Pedagogy Kecerdasan Guru Abad 21... Media Sosial Jadi Tempat Mengajarnya Guru...
Belajar dari kasus ini, kita berharap kasus pemecatan kepala sekolah dari media sosial tidak terjadi lagi. Dunia pendidikan berbeda dengan dunia preman di pasar.
Sekalipun melanggar aturan etika profesi, kontak fisik di dunia pendidikan tentu tidak didasarkan pada kebencian seperti preman di pasar. Guru, kepala sekolah, ekerja dipandu etika profesi.
Inilah makna lain dari mengejutkan ringat ibu kepala SMAN 1 Cimarga. Bangsa Indonesia sudah keterlaluan, karena uangnya selain dihabiskan untuk beli beras juga untuk beli rokok.
Baca Juga: Pendidikan Formal Hanya Sedikit Mengubah Gaji Kita Lebih Tinggi... Model Pendidikan Prusia...
Data mengungkap orang Indonesia hanya 1,81% di kota dan 1,14% untuk belanja pendidikan. Setelah pendidikan digratiskan ternyata yang dilakukan pesta rokok.
Bisa dibayangkan masyarakat kita mengeluh miskin, hidup susah, ternyata hidup miskin karena uangnya dibelanjakan rokok, bukan untuk biayai pendidikan anak.