GORAJUARA - Gerakan Sapoe Sarebu (Poe Ibu) merupakan gerakan sukarela memiliki multi makna. Dari sisi edukasi gerakan ini dapat membentuk karakter unggul di masyarakat.
Dr. Toto Suharya, M.Pd. Sekjen DPP AKSI, menyikapi gerakan ini sebagai upaya pembentukkan karakter dermawan di masyarakat sebagai bagian dari ciri masyarakat religius.
Selain itu gerakan Poe Ibu merupakan upaya rekayasa sosial untuk membangun ketahanan sosial. Gerakan Poe Ibu membangun kesadaran agar masyarakat tidak ketergantungan.
Makna lain dari gerakan Poe Ibu adalah membangun semangat gotong royong saling tolong menolong dalam kebaikan. Kekuatan bangsa Indonesia ada di semangat gotong royong.
Seperti kata pepatah, "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing". Pepatah ini mengisyaratkan kehidupan harmonis bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah.
Dalam filosofi Sunda, hidup gotong royong saling membantu dalam kebaikan tersyirat dalam lagu "sabilulungan" yang sering dinyanyikan masyarakat Jawa Barat ketika kerja gotong royong.
Program Poe Ibu bagi sekolah-sekolah bukan hal baru. Di sekolah gerakan ini diterapkan dengan berbagai macam nama. Penggunaannya dikembalikan pada murid untuk kegiatan sosial.
Tujuan gerakan sedekah adalah membangun kepedulian sosial bagi murid-murid untuk persiapan menjadi pemimpin di masa depan.
Ke depan pemimpin-pemimpin yang diharapkan dapat mensejahterakan adalah pemimpin yang punya kepedulian sosial tinggi. Pemimpin seperti ini harus disiapkan karakternya dari sekarang.
Baca Juga: Bertemu Orang Orang Hebat dari Papua... Saya Senang Bertemu Kawan Kawan Hebat di AKSI...
Ajakan KDM untuk membudayakan di tingkat RT, RW, Desa, Kelurahan, dan pemerintahan daerah, merupakan upaya rekayasa sosial untuk membangun masyarakat unggu.
Edaran ini KDM Gubernur Jawa Barat cukup mendukung upaya sekolah-sekolah dalam membangun karakter unggul sebagai calon pemimpin di masa depan berjiwa sosial.