GORAJUARA - Beredar berita di media seorang ibu yang mengakhiri hidup beserta dua anaknya. Sebelum mengakhiri hidupnya dia menulis surat di buku tulis ditulis tangan.
Surat terakhirnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Dia mengakhiri hidupnya karena terhimpit oleh kebutuhan ekonomi, terlilit utang, merasa malu dan komunikasi suami istri yang tidak harmonis.
Dalam pesan terakhirnya dia meminta maaf karena telah menjadi beban bagi keluarga besarnya, dan tidak mampu membahagiakan kedua anaknya.
Baca Juga: Upaya Ciptakan Manusia Berkarakter Cinta Damai... Indonesia Butuh Banyak Investor Saham...
Kejadian ini mengingatkan pada dunia pendidikan, apa yang harus diperkuat dalam pengajaran? Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI mengatakan ada beberapa hal yang harus diperkuat.
Pertama, pendidikan keagamaan perlu ditingkatkan dalam hal keimanan dan ketakwaan. Pengajaran harus mendalam, membangun kesadaran, bermakna, dan menyenangkan.
Pengajaran agama harus dijelaskan melalui metode penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Pengajaran sesuai dengan psikologi murid.
Baca Juga: KDM Gubernur Jawa Barat Sampaikan Makna la ilaha illallah... Pesan Membumi Untuk Umat Manusia...
Kehidupan rumah tangga yang harmonis tidak tercipta dengan sendirinya, memerlukan pemahaman kelimuan yang bersumber dari agama dan ilmu pengetahuan umum.
Melalui pendekatan ilmu sosial, agama, dan ilmu alam, membangun kehidupan rumah tangga sejahtera dapat dimulai untuk bekal murid-murid menghadapi kehidupan nyata.
Kedua, murid-murid sejak dini perlu fokus pada pembentukan karakter empati dan peduli pada lingkungan sosial. Melalui program sedekah pada anak yatim, bakti sosial, jiwa sosial dipupuk.
Baca Juga: Dana Abadi Guru Solusi Untuk Guru... Guru Jangan Mencari Uang dari Mengajar...
Ketiga, murid-murid perlu terus digali membangun visi dan misi hidup untuk menjadi manusia-manusia berkelimpahan rezeki dan menjadi pemimpin-pemimpin penyejahtera.
Keempat, murid-murid sejak di sekolah perlu diberi pemahaman mendalam tentang realitas kehidupan. Hidup adalah kesulitan dan setiap manusia harus memiliki kemampuan menghadapi kesulitan.